"Dari 28 orang itu, 3 sudah keluar dari rumah sakit, 2 dirawat di rumah orangtuanya, dan 23 masih dirawat di RS Karya Bakti Pertiwi dan Rumah Sakit Kartili Dramaga," kata Direktur Kemahasiswaan Institut Pertanian Bogor Sugeng Santoso kepada TribunnewsBogor.com di Kampus IPB Baranang Siang.
IPB menganggap penyakit hepatitis A yang menyerang 28 mahasiswa ini sebagai kejadian luar biasa. (Baca: Mahasiswa Paling Berisiko Sakit Hepatitis A)
"Sebelumnya belum pernah ada, ini yang pertama kali, dan kami anggap sebagai kejadian luar biasa (KLB) yang perlu segera dilakukan penanganannya," ujar Sugeng.
"Untuk kematian Senna, kami masih lakukan koordinasi dengan pihak RS Karya Bakti Pertiwi untuk menghimpun data yang sebenarnya. Sementara itu, menurut dokter di sana, Senna bukan terserang hepatitis A, melainkan hepatitis B," kata Sugeng.
Mewakili IPB, dia turut berdukacita dan menyesali kepergian Senna yang dikabarkan kekurangan biaya itu.
Padahal, menurut dia, IPB memiliki program penyangga kesehatan mahasiswa untuk membiayai mahasiswa sakit yang tidak memiliki biaya.
"Seandainya kami tahu dari awal dan ada yang melapor bahwa Senna tidak ada biaya, tentunya kami tidak akan biarkan dia dibawa pulang," ujar dia.
IPB juga berjanji akan memberikan uang duka kepada keluarga Senna.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.