Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Senangnya Jadi Gubernur Ribuan Kali Lipat daripada Pengusaha

Kompas.com - 22/12/2015, 14:00 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama mengaku banyak suka cita yang dirasakannya selama menjadi gubernur.

"Suka cita saya jadi gubernur sebenarnya lebih banyak daripad duka citanya. Enggak ada dukanya di muka saya ini," kata Basuki di hadapan siswa dan mahasiswa yang hadir dalam penyerahan beasiswa di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (22/12/2015).

Pria yang dikenal dengan nama Ahok ini lalu mengungkapkan alasannya bahagia menjadi gubernur.

Menurut Basuki, dengan menjadi gubernur, ia bisa menyalurkan dana Rp 2 triliun untuk ratusan pelajar dan mahasiswa melalui Kartu Jakarta Pintar (KJP).

Hal inilah yang tidak mungkin dilakukan Basuki ketika menjadi pengusaha. Biasanya, kata Basuki, para pengusaha akan menggunakan kelebihan uang yang mereka punya untuk investasi dengan membuka usaha.

Sementara itu, uang yang dianggarkan para pengusaha untuk membantu masyarakat kurang mampu berasal dari sekian persen keuntungan usahanya.

Uang yang disumbangkan itu, menurut Basuki, biasanya tidak mencapai Rp 2 triliun.

Selama menjabat gubernur, penghasilan Basuki tidak sebesar ketika menjadi pengusaha. Jika miliaran rupiah bisa dihasilkannya dalam sebulan ketika menjadi pengusaha, kini Basuki membutuhkan waktu setahun menjabat gubernur untuk bisa memperoleh uang senilai itu.

"Tatapi senangnya saya melebihi ribuan kali lipat daripada waktu jadi pengusaha. Suka cita saya menjadi gubernur melebihi waktu jadi pengusaha dulu," ujar Ahok.

Mengenai pemberian beasiswa kepada siswa dan mahasiswa, Ahok sebetulnya tidak menyukai konsep bantuan sosial semacam itu.

Sebab, menurut dia, hak untuk mendapat jaminan pendidikan yang baik bukan hanya diperoleh siswa pintar, melainkan juga milik seluruh pelajar di Jakarta.

"Ini saya bilang berulang kali, saya enggak suka kasih bantuan sosial. Saya kalau berpolitik enggak pernah bagi baju atau sembako. Ini adalah hak Anda untuk sekolah, hak untuk lulus, sekolah dan kuliah," ujar Ahok.

Ia pun meminta para pelajar untuk berdoa supaya Pemerintah Provinsi DKI bisa lebih banyak menghemat anggaran sehingga bisa menambah anggaran untuk KJP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com