Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Kasus Kejahatan pada 2015, Mulai dari Pembunuhan Sadis hingga Prostitusi

Kompas.com - 24/12/2015, 09:40 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sepanjang 2015, berbagai macam kasus kejahatan terjadi. Kasus pembunuhan sadis dan prostitusi salah satunya. Kasus-kasus tersebut cukup menyita perhatian warga Jakarta.

1. Pembunuhan Dedeuh Alfi Syahrin

Dedeuh Alfi dibunuh oleh Prio Santoso di kamar kos Alfi di Jalan Tebet Utara, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (11/4/2015).

Kasus pembunuhan tersebut cukup menyita publik sebab Dedeuh belakangan diketahui sebagai pekerja seks komersial (PSK) online, sementara Prio merupakan pelanggannya.

Alfi dibunuh dengan dicekik oleh Prio. Prio membunuh Alfi lantaran tak senang dibilang bau badan saat berhubungan.

Guru bimbingan belajar (bimbel) tersebut naik pitam dan langsung menjerat leher Alfi dengan kabel alat catok rambut hingga tewas. Prio divonis 16 tahun penjara oleh hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
 

2. Prostitusi kalangan artis

Usai terkuaknya pembunuhan Dedeuh yang dilatari oleh praktik prostitusi online, polisi gencar melakukan penyelidikan berkaitan bisnis haram tersebut.

Pada Sabtu (9/5/2015), Satuan Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan mengungkap prostitusi online yang melibatkan artis, berinisial AA.

AA diketahui sebagai pekerja seks komersial (PSK) yang dikendalikan oleh Robby Abbas. AA ditangkap saat berada di hotel bintang lima di daerah Jakarta Selatan.

Saat itu, polisi melakukan penyamaran dengan bertindak sebagai pemesan AA kepada Robby yang memiliki 200 nama PSK lainnya.

Selain kasus prostitusi yang melibatkan AA, belakangan Bareskrim Mabes Polri juga mengungkap kasus prostitusi artis yang melibatkan artis berinisial NM dan PR.

Keduanya ditangkap di hotel bintang lima, Jakarta Pusat. Mereka ditangkap bersama mucikari, yakni O dan F.

Namun, artis NM dan PR dibebaskan karena dianggap sebagai korban. Mereka dikirim ke panti sosial dan kemudian dibebaskan.

Sementara itu, F dan O dijerat dengan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).


3. Pembunuhan Hayriantira

Hayriantira, mantan asisten presiden direktur salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia, tewas dibunuh rekan kerjanya, Andi Wahyudi, pada Jumat, 10 Oktober 2014. Namun, pembunuhan tersebut baru terungkap 10 bulan kemudian.

Hayriantira dibunuh di kamar Nomor 5, Hotel Cipaganti, Garut, Jawa Barat. Andi membunuhnya dengan membekap menggunakan bantal hingga Hayriantira tewas.

Setelah itu, Hayriantira dibawa ke kolam pemandian air panas di dalam kamar dan tubuhnya dimasukkan ke dalam kolam tersebut.

Andi membunuh Hayriantira lantaran diejek sebagai penyuka sesama jenis. Andi mengaku bahwa saat itu Hayriantira terus mengajaknya berhubungan badan, tetapi Andi menolak karena letih setelah perjalanan dari Jakarta ke Garut selama enam jam lebih.

Pembunuhan terhadap Hayriantira baru terungkap pada Agustus 2015 silam. Perilaku Andi terungkap setelah keluarga menyelidiki mobil Hayriantira yang hilang ternyata ada pada Andi.

Andi juga diketahui mengambil mobil Hayriantira dan memalsukan identitas tersebut. Kemudian, Subdit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menelusuri Andi hingga akhirnya ia mengaku membunuh Hayriantira.

4. Pembunuhan anak dalam kardus

Pembunuhan PNF (9), anak perempuan yang ditemukan tewas dalam kardus di Jalan Sadar, Kalideres, Jakarta Barat, terjadi pada Jumat (2/10/2015). PNF dibunuh oleh tetangganya sendiri, Agus, saat PNF baru pulang sekolah.

Agus membunuh dengan menjerat leher PNF hingga tewas. Bukan hanya membunuh, Agus bahkan sempat melakukan kekerasan seksual terhadap PNF di dalam bedengnya.

Usai melakukan pembunuhan, Agus kemudian memasukkan mayat PNF ke dalam kardus dalam kondisi telanjang. Selain itu, tangan dan kaki PNF terikat dengan mulut tersumpal.

Agus diketahui sebagai tersangka pembunuhan PNF setelah jajaran Subdit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya mengidentifikasi sisa sperma di organ vital PNF yang ternnyata milik Agus. Selain itu, Agus pun mengakui telah membunuh PNF.

Belakangan, Agus diketahui memiliki kelainan seksual berupa paedofil. Ia mengincar anak-anak untuk memuaskan hasrat seksualnya.

5. Pembunuhan ibu dan anak di Cakung

Ibu dan anak, Dayu Priambarita (45) dan Yuel Immanuel (5), dibunuh di rumahnya di Perumahan Aneka Elok, Cakung, Jakarta Timur, 8 Oktober 2015. Pembunuhnya ternyata tetangganya, Heri.

Heri berniat mencuri di rumah Dayu karena saat itu pintu rumah terbuka. Saat masuk ke dalam rumah, Heri dipergoki oleh Dayu. Sontak Dayu berteriak "maling".

Heri ketakutan dan akhirnya mengejar Dayu ke dalam kamar. Dayu tewas ditusuk oleh Heri. Naas, saat itu Yuel juga berada di lokasi dan jadi korban pembunuhan Heri.

Heri ditangkap Subdit Resmbob Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kamis (15/10/2015). Pembunuhan itu terungkap berkat ponsel milik Dayu dan sejumlah bukti lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditusuk Sedalam 19 Cm, Imam Mushala di Kebon Jeruk Meninggal Saat Dirawat di RS

Ditusuk Sedalam 19 Cm, Imam Mushala di Kebon Jeruk Meninggal Saat Dirawat di RS

Megapolitan
Dharma Pongrekun Ikut Pilkada DKI Jalur Independen, Pengamat : Harus Dapat Simpati Warga Buat Menang

Dharma Pongrekun Ikut Pilkada DKI Jalur Independen, Pengamat : Harus Dapat Simpati Warga Buat Menang

Megapolitan
Polisi Periksa 4 Saksi Kasus Tewasnya Rojali, Korban Penganiayaan di Bogor

Polisi Periksa 4 Saksi Kasus Tewasnya Rojali, Korban Penganiayaan di Bogor

Megapolitan
Supaya Nyaman, Pekerja Harap Debu Tebal di Terminal Kontainer Pelabuhan Tanjung Priok Segera Dibersihkan

Supaya Nyaman, Pekerja Harap Debu Tebal di Terminal Kontainer Pelabuhan Tanjung Priok Segera Dibersihkan

Megapolitan
Peremas Payudara Beraksi di Bojonggede, Korbannya Ibu yang Sedang Gandeng Anak

Peremas Payudara Beraksi di Bojonggede, Korbannya Ibu yang Sedang Gandeng Anak

Megapolitan
Pria Tewas Tertabrak Kereta di Bogor Sempat Tulis Surat Wasiat untuk Keluarga

Pria Tewas Tertabrak Kereta di Bogor Sempat Tulis Surat Wasiat untuk Keluarga

Megapolitan
Sebelum Bunuh Imam Mushala di Kebon Jeruk, Galang Beli Pisau Lipat dan Bolak-balik Cek TKP

Sebelum Bunuh Imam Mushala di Kebon Jeruk, Galang Beli Pisau Lipat dan Bolak-balik Cek TKP

Megapolitan
Lantik 33 Panwascam, Bawaslu Depok Harapkan Komunikasi Efektif

Lantik 33 Panwascam, Bawaslu Depok Harapkan Komunikasi Efektif

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Bogor, Diduga Bunuh Diri

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Bogor, Diduga Bunuh Diri

Megapolitan
Alasan PKS Usulkan Anies untuk Pilkada Jakarta, Punya Segudang Prestasi Saat Jadi Gubernur

Alasan PKS Usulkan Anies untuk Pilkada Jakarta, Punya Segudang Prestasi Saat Jadi Gubernur

Megapolitan
Keluarga Korban Merasa Ada yang Janggal dalam Kecelakaan Maut di Basura Jaktim

Keluarga Korban Merasa Ada yang Janggal dalam Kecelakaan Maut di Basura Jaktim

Megapolitan
Motif Galang Bunuh Imam Mushala di Kebon Jeruk: Sakit Hati karena Urusan Asmara

Motif Galang Bunuh Imam Mushala di Kebon Jeruk: Sakit Hati karena Urusan Asmara

Megapolitan
Para Pekerja Takut Paru-paru Mereka Terpapar Debu Pelabuhan Tanjung Priok

Para Pekerja Takut Paru-paru Mereka Terpapar Debu Pelabuhan Tanjung Priok

Megapolitan
Motif Pembunuhan Imam Mushala di Kebon Jeruk: Pelaku Sakit Hati dan Dendam Selama 2 Tahun

Motif Pembunuhan Imam Mushala di Kebon Jeruk: Pelaku Sakit Hati dan Dendam Selama 2 Tahun

Megapolitan
Debu Tebal di Terminal Kontainer Pelabuhan Tanjung Priok, Pekerja: Makan Aja Pakai Kuah Debu

Debu Tebal di Terminal Kontainer Pelabuhan Tanjung Priok, Pekerja: Makan Aja Pakai Kuah Debu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com