Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua KPUD DKI Ingatkan Teman Ahok

Kompas.com - 05/01/2016, 08:40 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gerakan Teman Ahok telah memenuhi target pegumpulan KTP untuk bisa membawa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama maju pilkada lewat jalur independen.

Namun, Teman Ahok harus memperhatikan UU No 8 tahun 2015 dan PKPU No 12 tahun 2015 untuk memastikan semua KTP mereka akan lolos verifikasi.

Ketua KPUD DKI Sumarno mengingatkan bahwa KTP yang dikumpulkan harus memiliki sebaran wilayah yang merata.

"KTP harus tersebar lebih dari 50 persen sebaran wilayah kabupaten atau kota," ujar Sumarno ketika dihubungi, Selasa (5/1/2016).

Sehingga, domisili KTP yang dikumpulkan tidak boleh berat di satu wilayah saja. Misalnya seperti Teman Ahok yang membuka booth pertama kali di wilayah Jakarta Utara, KTP yang mereka kumpulkan tidak boleh didominasi oleh KTP milik warga Jakarta Utara saja.

Selain itu, ketika KTP sudah diterima oleh KPUD DKI, KTP pendukung Ahok (sapaan Basuki) akan diperiksa keseuaian antara data pribadi di formulir dengan fotocopy KTP.

Kemudian, KPUD akan melihat kesesuaian antara alamat pendukung Ahok dengan data daerah pemilihan yang dimiliki KPUD.

Jika verifikasi tersebut gagal atau tidak sesuai dengan data KPUD, maka dukungan tersebut dicoret dan tidak memenuhi syarat.

"Kemudian ada juga penelitian identitas kependudukan untuk memastikan pemenuhan syarat usia pendukung dan atau status perkawinannya," ujar Sumarno.

Mahkamah Konstitusi telah mengubah syarat pencalonan independen dari berdasarkan jumlah penduduk menjadi berdasarkan jumlah pemilih tetap.

Jika dihitung, KTP yang dibutuhkan Ahok pun turun dari yang tadinya sekitar 750.000 KTP menjadi sekitar 525.000 KTP saja.

Meski demikian, Sumarno mengatakan sebenarnya syarat mereka telah diperberat. Hal ini karena persentase dukungan yang dibutuhkan meningkat.

"Periode ini, persentasenya diperbesar 3,5 persen untuk DKI. Pilkada tahun 2012 syarat calon independen hanya menyerahkan dukungan 4 persen dari jumlah penduduk. Sekarang naik menjadi 7,5 persen, tapi enaknya bukan dari jumlah penduduk tapi jumlah pemilih pemilu terakhir," ujar Sumarno.

Menyadari hal ini, Teman Ahok memang berniat mengumpulkan KTP lebih banyak dari yang ditargetkan KPUD. Mereka bertekad untuk mengumpulkan KTP sebanyak 1 juta.

Tujuannya untuk memberikan dukungan cadangan kalau KTP mereka banyak yang tidak lolos verifikasi.

Basuki juga telah meminta Teman Ahok mengumpulkan KTP hingga 1 juta dengan alasan yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Megapolitan
Heru Budi Sebut Pemprov DKI Jakarta Mulai Tertibkan Jukir Liar Minimarket

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Jakarta Mulai Tertibkan Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
20 Pelajar SMA Diamankan Polisi akibat Tawuran di Bangbarung Bogor

20 Pelajar SMA Diamankan Polisi akibat Tawuran di Bangbarung Bogor

Megapolitan
Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Megapolitan
Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Ngerinya Kekerasan Berlatar Arogansi Senioritas di STIP, Tradisi yang Tak Benar-benar Hilang

Ngerinya Kekerasan Berlatar Arogansi Senioritas di STIP, Tradisi yang Tak Benar-benar Hilang

Megapolitan
Hanya Raih 4 Kursi DPRD, PKB Kota Bogor Buka Pintu Koalisi

Hanya Raih 4 Kursi DPRD, PKB Kota Bogor Buka Pintu Koalisi

Megapolitan
Ahmed Zaki Bertemu Heru Budi, Silaturahmi Lebaran Sambil Diskusi Daerah Khusus Jakarta

Ahmed Zaki Bertemu Heru Budi, Silaturahmi Lebaran Sambil Diskusi Daerah Khusus Jakarta

Megapolitan
Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Megapolitan
Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Megapolitan
Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Megapolitan
Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Megapolitan
Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com