Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Takut Simpang Siur, Kapolda Enggan Ungkap Nama Pelaku Teror Kawasan Sarinah

Kompas.com - 15/01/2016, 18:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian hingga Jumat (15/1/2016) belum merilis nama atau inisial terduga teroris yang beraksi di kawasan Sarinah, Thamrin, pada Kamis (14/1/2016).

Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Jenderal Tito Karnavian mengakui, pihaknya sengaja tidak menyebutkan terlebih dahulu nama-nama atau inisial pelaku teror.

"Jangan disebut dululah. Takut jadi simpang siur lagi nanti," kata Tito di Polda Metro Jaya, Jumat siang.

Menurut Tito, polisi belum selesai memastikan identitas terduga teroris yang tewas tersebut. (Baca: Kapolda Sebut Bom Kawasan Sarinah Kecil Dibandingkan Bom Marriott)

Pihaknya akan memperjelas dulu identitas terduga pelaku dengan cara melakukan uji forensik, DNA, dan pengujian lainnya.

Aksi teror di kawasan Sarinah yang terjadi pada Kamis kemarin menelan tujuh korban jiwa. Lima di antaranya diduga pelaku teror.

Siang tadi, Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti memastikan bahwa salah satu pelaku teror bernama Afif. (Baca: Dua Jenazah Terduga Teroris Bom Sarinah Teridentifikasi)

Afif adalah pria berkaus hitam, mengenakan topi hitam berlambang "Nike", dan menyandang ransel, yang tertangkap kamera saat menodongkan senjata.

Ia muncul dari kerumunan massa setelah ledakan terjadi di pos polisi. Afif tewas dalam baku tembak dengan aparat kepolisian.

Aksinya pun diabadikan dalam beberapa jepretan fotografer Tempo. (Baca: Polisi Lakukan Pengecekan ke Keluarga Afif di Sumedang)

Badrodin menambahkan, Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri tidak asing dengan sosok Afif.

Pada tahun 2010 lalu, Densus 88 pernah menangkap Afif di Aceh atas perkara pelatihan perang dan kepemilikan senjata.

Hakim memvonisnya dengan hukuman penjara selama tujuh tahun. (Baca juga: Polisi Selidiki Kendaraan Terduga Teroris Bom di Kawasan Sarinah)

Ketika ditanya mengenai identitas pelaku lainnya, Badrodin menolak untuk menjawab. Badrodin menyatakan bahwa ia menunggu hasil identifikasi jenazah oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com