JAKARTA, KOMPAS.com - Dua teman Wayan Mirna Salihin (27), Hani dan Jessica Kumala Wongso mendapat porsi pemeriksaan yang sama oleh penyidik Unit 1 Jatanras Direktorat Reserse Kiriminal Umum Polda Metro Jaya.
Keterangan keduanya penting lantaran dianggap mengetahui persis bagaimana kematian Mirna. Namun, karakter antara Hani dan Jessica sangat berbeda.
Sepanjang penyelidikan yang dilakukan polisi, mulai dari pra-rekonstruksi hingga pemeriksaan lanjutan, karakter keduanya mulai terkuak. (baca: Ada yang Diingat Hani Usai Melihat Rekaman CCTV Kafe Olivier)
Hani, sedari pra-rekonstruksi di Kafe Olivier pada beberapa waktu lalu, sudah terlihat aktif menjelaskan ke penyidik kronologi kematian Mirna.
Hani juga berusaha untuk menelepon suami Mirna terkait kondisi istrinya.
Kondisi tersebut kemudian disebut oleh polisi sebagai kepanikan. (baca: Polisi Sebut Hani Panik Saat Mirna Kejang-kejang dan Meninggal Dunia)
"Hani waktu kejadian panik. Jadi beberapa hari kemudian ditanya dia lupa," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti di Jakarta, Senin (26/12/2016).
Kepanikan Hani juga tampak saat ia kembali diperiksa oleh penyidik pada Senin (25/1/2016). Usai diperiksa, Hani tak sedikit pun berkomentar.
Wajahnya tampak panik dan terus menghindar dari wartawan. Dua kali diperiksa, dua kali pula Hani menghindar lalu pergi. (baca: Diperiksa Enam Jam, Hani Keluar dengan Wajah Ditutupi Rambut)
Jessica tenang
Berbeda dengan Hani, karakter Jessica, sahabat Mirna lainnya, lebih tenang. Pembawaan tenang Jessica mulai terbaca saat pra-rekonstruksi di Kafe Olivier beberapa waktu lalu.
Berada di sisi kiri Mirna, saat itu, Jessica tak banyak berbicara. Ia lebih memperhatikan Hani dalam menjelaskan kondisi Mirna usai minum kopi.
Jessica juga hanya berbicara saat ia dimintai keterangan oleh penyidik. Karakter tenang tersebut kembali muncul saat Jessica diperiksa penyidik dua kali pada Selasa (19/1/2016) dan Rabu (20/1/2016).
Pada pemeriksaan pertama tersebut, Jessica masuk dengan senyum. Ia sempat melambaikan tangan saat namanya dipanggil. (baca: Ini Kendala Penyidik dalam Tangani Kasus Mirna)
Usai pemeriksaan, sikapnya juga tak jauh berbeda. Jessica tampak tersenyum setelah delapan jam diperiksa.
Pada pemeriksaan kedua pada keesokan harinya, Jessica mulai bersuara banyak. (baca: Ungkapan Hati Jessica yang Tertekan Sanksi Sosial Terkait Kasus Mirna)
Ia menanggapi tentang sanksi sosial yang diterima dirinya dan nama baiknya yang merasa dicemarkan dalam kasus kematian Mirna.
"(Saya) tidak ada hubungannya (dengan kasus ini). Saya sedih saja teman saya meninggal," kata Jessica, Rabu (20/1/2016) malam.
Pendapat ahli
Untuk membaca karakter keduanya, polisi menggunakan ahli. Dalam pemeriksaan Jessica pada Selasa malam, Jessica diperiksa oleh ahli psikiatri dari Mabes Polri.
Pemeriksaan tersebut untuk melihat karakter dari Jessica.
Sementara untuk Hani, polisi tak menyebut apakah juga menggunakan ahli psikiatri untuk membaca karakternya.
Krishna mempercayai keterangan saksi ahli merupakan bagian penting dalam mengungkap kasus kematian ini. (baca: Mencari "Missing Link" Kasus Kematian Mirna yang Tewas Usai Minum Kopi)
Sebab, dari sana bisa tergambar secara jelas bagaimana kondisi seseorang, termasuk tersangka. Sehingga ia tak lagi bisa mengelak saat ditetapkan sebagai tersangka.
"Jadi supaya kami mantap menangani kasus ini," tegas Krishna.
Wayan Mirna Solihin meninggal setelah meminum kopi Vietnam di cafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta. Ketika peristiwa ini terjadi, Mirna sedang bersama Hani dan Jessica.
Jessica tiba terlebih dulu dan memesankan kopi itu untuk Mirna. Setelah mencicip kopi, Mirna langsung kejang-kejang hingga mulutnya berbusa. (baca: Prasangka Baik Keluarga Mirna)
Mirna kemudian meninggal dunia setelah sempat dibawa ke rumah sakit. Polisi sudah meningkatkan status kasus ini dari penyelidikan menjadi penyidikan meski belum ada tersangka yang ditetapkan. Sejumlah saksi sudah diperiksa termasuk Jessica dan Hani.