Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalijodo Akan Dijadikan Lapangan Bola dan RPTRA

Kompas.com - 19/02/2016, 07:11 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan Kalijodo segera ditertibkan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana akan mengembalikan kawasan penuh bangunan liar itu ke fungsi awalnya yakni ruang terbuka hijau (RTH).

Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta menyiapkan desain taman di Kalijodo.

"Nanti kami siapkan konsep desainnya. Yang penting, setelah Kalijodo ditertibkan, baru hijaukan dulu kawasan itu dengan memasang rumput dan menanam pohon," kata Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Ratna Diah Kurniati.

Ratna mengaku telah diinstruksikan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk mengubah kawasan Kalijodo menjadi RTH.

"Dia (Ahok) ingin buat (Kalijodo) jadi RPTRA atau juga buat jalur hijau dulu. Kemudian bangun lapangan bola," kata Ratna.

Luas lahan yang akan ditertibkan dan dijadikan RTH 1,5-2,5 hektar.

Ratna mengatakan, begitu ada rencana penertiban, pihaknya langsung membuat rencana penghijauan. Namun ia kembali menunggu penertiban rampung dilaksanakan.

"Kalau bangunan sudah bersih semua, dibangun RPTRA yang ada lapangan bola sama jogging track-nya," kata Ratna.

Gubernur Ahok mengatakan kawasan Kalijodo akan dibangun taman. Pembangunan taman akan menambah jumlah RTH di Jakarta yang masih 9,98 persen. Padahal idealnya, RTH di Jakarta mencapai 30 persen.

"Kalau (Kalijodo) mau dijadiin RPTRA mah gampang banget. Kalau mau dibikin (ruang terbuka) hijau kan di sana juga sudah hijau. Kalijodo itu di belakangnya Kali Krendang dan depannya Kanal Banjir Barat," kata Basuki.

Ahok mengatakan, kawasan Kalijodo berulangkali coba ditertibkan. Penertiban kawasan Kalijodo pernah dilakukan tahun 2002 dan 2010. Hanya saja, setelah penertiban, Pemprov DKI Jakarta tidak buru-buru membangun taman di sana. Lalu warga dengan mudah menduduki lahan tersebut dan mendirikan bangunan liar.

"Penertiban (Kalijodo) itu enggak pernah bersih tuntas, pasti masih sisa satu dua (bangunan liar). Makanya sekarang saya bilang, saya enggak mau sisa satu pun (bangunan liar). Semua harus diratakan dengan tanah, langsung kita bangun taman," kata Ahok.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik mengimbau Pemprov DKI Jakarta menginventarisasi pemukiman mana saja yang liar dan memiliki kelengkapan sertifikat kepemilikan lahan (SKL). Jika bersertifikat, kata dia, harus ada kompensasi berbentuk uang kerahiman.

"Aturannya begitu, yang punya sertifikat meskipun di jalur hijau tetap harus ada penggantian (kompensasi). Nah, makanya ketika angle-nya (arah penertiban) mau (dikembalikan) ke jalur hijau ya inventarisir jalur hijaunya," kata Taufik.

Ia juga mendesak Pemprov DKI Jakarta langsung membangun taman setelah dilakukan penertiban. Hal itu harus terus mendapat pengawasan. Sebab, dengan mudah warga dapat menduduki lahan negara itu lagi.

Ia meminta Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI segera membangun pagar di kawasan Kalijodo. Anggaran pembangunan taman bisa diajukan dalam anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Perubahan 2016.

"Gampang itu mah (diajukan dalam APBD Perubahan). Yang penting jangan dibiarkan kalau habis dibongkar," kata Taufik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com