"Selamat tinggal Kalijodo, good bye," ucap dia saat ditemui Kompas.com, Jumat (19/2/2016).
Subadriah ditemui saat sedang membereskan barang-barang dari kafe tempatnya bekerja. Perempuan yang mengaku berasal dari Lumajang, Jawa Timur, ini diketahui sudah 40 tahun bekerja di Kalijodo.
Menurut dia, penghasilan sebagai mucikari di Kalijodo sudah berangsur menurun dalam beberapa tahun terakhir.
"Dulu bisa dapat Rp 5 juta-Rp 10 juta per bulan, tetapi turun terus. Tahun 2015 malah sehari cuma dapat Rp 100.000," kata ibu empat anak ini.
Subadriah mengaku membina sekitar 20 PSK. Tarif setiap anak asuhnya untuk sekali kencan mencapai Rp 150.000.
"Dari Rp 150.000 nanti dibagi. Saya ambil Rp 20.000, uang kamar Rp 30.000, Rp 100.000-nya buat dia (PSK)," kata dia.
Satu per satu kafe di kawasan Kalijodo memang tampak mulai dikosongkan oleh pemiliknya. Menurut pantauan Kompas.com, Jumat siang, sejumlah mobil pikap tampak digunakan untuk mengangkut barang-barang yang ada dalam kafe, mulai dari meja, kursi, hingga kotak-kotak kardus.
Dalam beberapa malam terakhir, satu per satu pengelola kafe di Kalijodo mulai menutup operasinya. Puncaknya, pada Kamis (18/2/2016) malam, tidak ada satu pun kafe yang terlihat buka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.