Seharusnya, kata dia, warga Jakarta dikenakan Rp 5.000 tiap plastik keresek yang digunakan.
"Kalau harganya Rp 200, Jakarta terlalu murah dan akhirnya dia enggak menghargai, ambil terus buang, ambil buang lagi. Paling enggak di Jakarta, satu plastik itu Rp 5.000," kata Djarot, di Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional, Jalan Imam Bonjol, Minggu (21/2/2016).
Mantan Wali Kota Blitar itu mengatakan, pembayaran Rp 5.000 untuk kantong plastik keresek dapat dilakukan di ritel moderen. Sementara di pasar tradisional, tiap plastik keresek dihargai Rp 500.
Ia mengaku sudah membicarakan hal ini dengan direksi PT Food Station Tjipinang Jaya sebagai pengelola Pasar Induk Cipinang untuk menerapkan kebijakan itu.
"Gunakanlah tas yang bisa terurai dan digunakan berulang-ulang," kata Djarot.
Di Jakarta, kata dia, 11 persen sampahnya terdiri dari sampah plastik. Bahkan, sampah-sampah yang ada di sungai kebanyakan merupakan sampah plastik. Sampah itu baru dapat terurai 1.000 tahun mendatang.
"Ini sudah darurat. Makanya kita harus keras enggak bisa main-main lagi," kata Djarot.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memberlakukan kebijakan pembayaran kantong plastik Rp 200 ketika berbelanja, mulai Minggu (21/2/2016) ini.
Hal ini tertuang dalam Surat Edaran Kementrian Lingkungan Hidup nomor : SE-06/PSLB3-PS/2015, tentang Antisipasi Penerapan Kebijakan Kantong Plastik Berbayar Pada Usaha Retail Modern. Kebijakan ini diberlakukan mulai 21 Februari hingga 5 Juni 2016 mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.