Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Saya Yakin Metromini dan Kopaja "Selesai" kalau Bus Scania Masuk

Kompas.com - 11/03/2016, 14:17 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyambut baik penawaran bus jenis maxi dari Scania.

Setelah menjajal bus berkeliling kawasan Medan Merdeka Selatan dan Kebon Sirih, Jumat (11/3/2016), Ahok berencana ingin membeli bus-bus tersebut untuk nantinya digunakan dalam layanan bus transjakarta.

Namun, dia ingin bus-bus itu tidak digunakan di jalur busway melainkan di rute-rute non-busway yang saat ini masih dikuasai metromini dan kopaja reguler.

"Dulu, saya kira kebijakan kami salah. Ketika kami hanya konsentrasi bagusin bus di koridor busway, makanya orang yang butuh bus banyak terpaksa naik bus jelek kayak metromini, karena rutenya empuk, kita tidak pernah masuk. Yang empuk-empuk dipegang operator swasta yang tidak bertanggung jawab," kata Ahok.

Dengan masuknya bus-bus Scania milik transjakarta ke rute-rute non busway, Ahok yakin keberadaan bus-bus kota yang tidak laik jalan akan mati dengan sendirinya. Dengan tarif Rp 3.500, ia yakin warga akan memilih naik bus transjakarta.

"Jadi silakan operator mau bersaing dengan kami, atau bangkrut. Enggak ada kata bersaing, pasti bangkrut kamu. Bus kita bagus. Saya yakin metromini, kopaja (reguler) 'selesai' kalau bus-bus ini masuk," ujar dia.

Ahok menargetkan, dalam 6-7 bulan ke depan, bus-bus yang memiliki kapasitas 64 penumpang itu sudah dapat beroperasi. Dia memerintahkan agar PT Transportasi Jakarta tidak lagi melakukan kajian rute. Karena dia ingin, bus-bus langsung dioperasikan di rute-rute bus kota yang ada saat ini.

"Di mana ada bus yang penuh (penumpang), kita masuk aja udah. Kalau ada metromini, kopami, kopaja, atau mayasari atau apapun yang banyak penumpang, berarti orang Jakarta butuh rute itu. Kita tempel aja," kata Ahok.

Meski ingin menyaingi bus-bus kota reguler, Ahok membantah ingin mematikan usaha pengusaha angkutan umum. Menurut dia, pengoperasian bus transjakarta di rute-rute non busway lebih bertujuan untuk mengajak pengusaha angkutan agar mau bergabung dengan PT Transjakarta.

Dengan bergabung ke PT Transjakarta, Ahok menjamin pengusaha tidak perlu lagi meminta sopirnya mengejar setoran. Karena nantinya Pemprov DKI akan membayar mereka dengan sistem rupiah per kilometer. Dengan cara ini, nantinya sopir-sopir juga akan menerima gaji bulanan.

"Silakan ikut transJakarta. Tidak harus beli bus yang sama. Bisa juga beli Hino yang lebih murah," ujar Ahok.


Kompas TV Ahok Pastikan Semua Bus Metro Mini dan Kopaja Diganti

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com