Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rangkaian Penyebab Banjir di Jakarta Menurut Ahok

Kompas.com - 12/03/2016, 21:23 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai, penyempitan sungai menjadi faktor penyebab ibu kota masih mengalami alami banjir.

"Karena apa (banjir), karena aliran sungai yang (dulunya lebar) 20 meter sampai 60 meter, tinggal jadi 5 sampai 6 meter," kata Basuki seusai mengikuti acara di gedung Reformed Millenium Center Indonesia (RMCI), di Jalan Industri, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (12/3/2016) sore. 

Pria yang akrab disapa Ahok ini menyatakan akan tetap melakukan normalisasi bantaran sungai yang diduduki pemukiman. Akibat penyempitan, ketika volume air sungai meningkat saat hujan, air pun meluber.

"Ini ibarat gelas kamu ditumpahin air enggak cukup," ujar Ahok.

Selain itu, lanjut dia, faktor rob atau meningkatnya permukaan air laut juga menjadi penyebab banjir. Apalagi, kalau mesin pompa yang biasa diturunkan saat banjir mati.

Daerah banjir

Daerah banjir, sebut Ahok, saat ini ada di wilayah selatan dan timur Jakarta. Di selatan, misalnya, ada Bukit Duri dan Rawajati. Di Rawajati dilakukan pembongkaran jembatan agar air tak tertahan sampah yang tersangkut di kolong jembatan.

"Kemang, Mampang banjir enggak? (Masih) banjir kalau hujan besar. Karena memang aliran sungainya enggak cukup. Tapi saya bilang banjirnya dia enggak lebih dari sehari sudah berhenti. Karena cuma air numpang lewat," ujar dia.

Di Jakarta Timur, lanjut Ahok, ada Kampung Melayu dan Bidaracina. Namun, dia percaya jika proyek sodetan Ciliwung-KBT rampung, Kampung Melayu dan Bicaracina akan terhindar dari banjir.

"Kalau sodetan beres pasti bisa enggak banjir. Cipinang banjir enggak? Banjir kita akan bongkar," tegas Ahok.

Namun, wilayah Jakarta Pusat dan Utara, kata Ahok, masih dibayangi banjir karena masalah rob. Naiknya permukaan air laut itu bisa membuat sungai di ibu kota tertahan mengalir ke laut. Apalagi kalau mesin pompa mati.

"Kalau rob pasang 2,8 meter, hujan terus seharian lagi pasang, tenggelem enggak Jakarta? Tenggelam. Kenapa tenggelam? Karena 40 persen di bawah permukaan laut. Laut lagi pasang, air enggak mau keluar, pompa kerja, air masih muter," ujar Ahok.

Atasi banjir

Salah satu upaya mengatasi banjir tersebut, Ahok akan membangun tanggul setinggi 3,8 meter.

"Makanya tahun depan saya mau grown breaking bikin tanggul. Kita namakan ICICDA. Tanggul setinggi 3,8 meter, Cilincing-Tanjung Priok lebarnya 20, sekalian bikin jalan. Yang Pasar Ikan Muara Baru lebarnya 5 meter, yang barat juga kita bikin tanggul," ujar Ahok.

"Nah kalau tanggul ini beres, air laut pasang enggak masuk kan. Waduknya bagus, pompa bagus, hujan datang saya pompa, kalau lagi ada hujan saya buka pintu air, nah saya jamin aman," ujarnya lagi.

Ahok juga menyatakan akan tetap membebaskan waduk yang masih diduduki rumah, warung atau apapun. Warga yang tinggal di bantaran waduk akan direlokasi ke rumah susun.

"Tapi kapan membongkarnya? Tergantung rumah susun siapnya kapan," jelas pria asal Belitung Timur itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com