Sementara itu, para tetangga yang menghampirinya ikut membantu keluarga membawa pelaku ke rumah sakit terdekat. Namun, saat hendak dimasukkan ke dalam mobil, pelaku berontak hingga terjatuh ke samping mobil.
"Jujur, saya tidak percaya dengan kejadian ini. Kami sangat shock," kata Dadang.
Siti Rohana (35), tetangga korban, mengaku sempat mendengar suara tembakan sebanyak tiga kali. Awalnya, dia menduga, itu adalah bunyi petasan. Namun, saat asal bunyi ditelusuri, warga terkejut bahwa korban dan pelaku sudah terkapar di lantai rumah.
"Korban sudah tak bergerak, kemungkinan meninggal dunia, sedangkan suaminya mengerang kesakitan dan tak mau dibawa ke rumah sakit," kata Siti.
Siti menyatakan heran dengan kejadian tersebut karena selama ini tak pernah mendengar Ani dan suaminya berselisih.
Namun, menurut dia, warga juga kurang mengenal pelaku karena jarang pulang ke tempat tinggalnya yang merupakan rumah mertuanya.
"Suaminya sibuk dinas di daerah Jakarta, jadi jarang pulang dan sangat tertutup. Berbanding terbalik dengan Ani, dia sering bersosialisasi," ujar Siti.
Kepala Kepolisian Resor Kota Bekasi Komisaris Besar Muhammad Awal Chairudin menyatakan, ACK saat ini masih dalam penanganan petugas medis di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur.
"Kondisinya kritis karena mengalami luka tembak juga," ujar Awal.
Awal menjelaskan, sebelum aksi penembakan itu terjadi, ACK minta izin keluar rumah untuk bekerja di daerah Bekasi pada Jumat (11/3/2016) pukul 23.00.
Namun, setibanya di rumah pada Sabtu pukul 01.00 dini hari, keributan terdengar, dan berujung pada penembakan.
Awal pun menduga, motif penembakan ini karena masalah internal keluarga. Saat ditanya lebih dalam soal motif penembakan, Awal enggan menjelaskan.
"Dugaan sementara karena masalah internal, belum bisa dibeberkan lebih dalam karena masih penyelidikan. Suami korban juga masih dirawat di rumah sakit," kata Awal.