Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Bunuh Istri Polisi, Rahmat Bantu Keluarga Sambut Pelayat

Kompas.com - 29/03/2016, 21:44 WIB

DEPOK, KOMPAS.com - Bripka Triyono (38 tahun), anggota polisi Unit Pengamanan Objek Vital Polresta Depok, Jawa Barat, tega membunuh istrinya sendiri Ratnita Handriani (37) di rumahnya di Jalan Perjuangan, RT 2/8, Tugu, Cimanggis, Depok, Minggu (27/3/2016) dinihari.

Ia melakukan aksi itu bersama rekannya Rahmat alias Mamat alias Madun.

Mereka membekap Ratnita, dengan bantal hingga tewas di dalam kamar. Salah seorang dari mereka memukul wajah Ratnita di bagian hidung hingga tak sadarkan diri.

Keduanya lalu merekayasa cerita untuk membuat seolah-olah Ratnita meninggal dunia karena sakit. Karenanya Bripka Triyono membiarkan jenazah istrinya yang telah memberinya dua anak itu, tetap diatas ranjang hingga Minggu malam, pukul 19.30 WIB.

Dengan berbagai alasan, Bripka Triyono lalu meminta bantuan Ketua RT setempat dan warga sekitar untuk mengecek kondisi istrinya. Ia juga memanggil dokter untuk memeriksa keadaan istrinya itu. Bripka Triyono berharap istrinya dinyatakan meninggal dunia karena sakit.

Waras (57) Ketua RT 2/8, Kelurahan Tugu, Cimanggis, yang diminta bantuan oleh Bripka Triyono mengecek kondisi Ratnita, Minggu malam itu, mengaku sejak awal ada ekspresi dan sikap yang tak wajar dari Bripka Triyono.

Terutama saat Bripka Triyono meminta bantuan dirinya untuk membangunkan Ratnita.

Apalagi kata Waras, saat mengetahui istrinya dalam kondisi tak sadarkan diri dan dipastikan meninggal, Bripka Triyono sama sekali tidak bersedih, panik atau khawatir dan cenderung tenang.

"Sejak awal saya sudah curiga dengan Bripka Triyono," katanya. Namun kata Waras, yang membuatnya tidak curiga dan sama sekali tak menyangka adalah apa yang dilakukan Rahmat alias Mamat alias Madun, rekan Bripka Triyono, yang membantu membunuh Ratnita.

"Si Mamat itu datang melayat Minggu malam, saat korban dinyatakan sudah meninggal dunia oleh dokter," kata Waras. Bahkan kata Waras, Mamat membantu keluarga korban yang datang ke rumah itu, mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut kerabat dan warga yang melayat.

"Dia sempat bantuin pasang lampu, cari baskom untuk tempat uang sumbangan, dan hal lainnya. Pokoknya Mamat, jadi seksi sibuk juga malam itu, bantuin keluarga korban," kata Waras.

Karenanya, kata Waras, saat akhirnya mengetahui bahwa Mamat ikut membantu Bripka Triyono membunuh Ratnita, ia cukup kaget. "Sikap dan gelagatnya benar-benar gak kelihatan. Dia seperti keluarga yang berduka juga dan cukup sibuk mempersiapkan semuanya," kata Waras.

Waras mengatakan setelah jenasah Ratnita diperiksa dokter Retno, dinyatakan ada kejanggalan dalam meninggalnya Ratnita. Apalagi di hidung Ratnita ditemukan darah yang sudah mulai mengering.

Akhirnya kata dia, atas desakan keluarga, Bripka melaporkan meninggalnya Ratnita ke Polsek Cimanggis. Oleh polisi, jenasah dibawa ke RS Polri Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur untuk divisum dan diautopsi.

Menurut Waras, alasan Bripka Triyono meminta dirinya membangunkan istrinya karena Bripka Triyono takut dimarahi sang istri jika ia yang membangunkan. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com