Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/04/2016, 06:06 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mohamad Sanusi merupakan salah satu nama yang masuk dalam bursa calon gubernur DKI dari Partai Gerindra. Dia masuk ke penjaringan bersama dengan tujuh nama tokoh lainny, baik dari internal partai maupun dari eksternal.

Selain Sanusi, kakak kandungnya yang juga Ketua DPD Partai Gerindra DKI, Mohamad Taufik, juga termasuk salah satu yang masuk dalam penjaringan cagub. Namun, di antara keduanya, Sanusi terlihat lebih serius dalam mengikuti penjaringan ini.

Hal ini terlihat dari kegiatan sosialisasi yang lebih sering dilakukan Sanusi daripada Taufik. Poster Sanusi dengan sapaan akrabnya, "Bang Uci", sebagai bakal cagub DKI, juga sudah tersebar di beberapa wilayah Jakarta.

Kini, niatnya untuk menjadi gubernur DKI sudah kandas. Bahkan, sekadar menjadi calon gubernur pun sudah tidak bisa.

Niatnya kandas seiring dengan operasi tangkap tangan yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadapnya, Kamis (31/3/2016), terkait kasus suap. (Baca: KPK: Suap untuk Sanusi Terkait Raperda Reklamasi)

Pada Jumat (1/4/2016), KPK menetapkan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi dan Presdir PT APL, Ariesman Widjaja (AWJ), sebagai tersangka kasus korupsi.

AWJ ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan sebagai pemberi suap kepada Sanusi. Dalam operasi tangkap tangan, KPK menyita uang tunai sebesar Rp 1,1 miliar yang diterima Sanusi sebanyak dua kali.

Uang suap dari PT APL itu diduga terkait dengan pembahasan Raperda Rencana Zonasi dan Wilayah Pesisir Pantai Utara dan revisi Perda Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Reklamasi dan Rencana Tata Ruang Pantura Jakarta.

Otomatis dikeluarkan

Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra akan memberi sanksi tegas bagi kadernya, Mohamad Sanusi, yang tertangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Sanksi pemecatan tak terhindarkan.

"Apabila kader melakukan tindakan tak terpuji seperti ini, yang bersangkutan akan dipecat," kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad saat dihubungi, Jumat (1/4/2016).

Dasco mengatakan, partainya tidak akan melindungi ataupun membela Sanusi. Sebab, apa yang dilakukannya adalah sikap pribadi. Sanusi akan mendapat perlakuan sama dengan kader Gerindra lain yang sebelumnya terindikasi melakukan tindak pidana korupsi.

"Dalam banyak kesempatan, tidak hanya dalam kasus ini, sudah banyak kami buktikan dalam kasus lain," ucap Dasco. (Baca: Dikeluarkan dari Partai, Sanusi Otomatis Dicoret dalam Bursa Cagub DKI)

Ketua DPD Partai Gerindra DKI Mohamad Taufik yang juga merupakan kakak kandung Sanusi mengatakan, Sanusi sudah dipastikan dicoret dalam bursa calon gubernur DKI dari Partai Gerindra. Apalagi, Sanusi juga mendapatkan sanksi tegas berupa pemecatan dari partai.

"Otomatis dicoret, ketika bersalah dan diberhentikan dari partai, ya berarti kita coret dari penjaringan," ujar Taufik.

Sanusi dicoret, berarti tinggal enam nama yang masih terdaftar dalam bursa cagub Gerindra. Di antaranya adalah pengusaha Sandiaga Uno, anggota DPR RI Biem Benjamin, Ketua DPD Gerindra DKI Mohamad Taufik, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani, Sekretaris Daerah Saefullah, dan mantan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin.

Jumlahnya akan kembali menjadi tujuh jika Yusril Ihza Mahendra susah mengembalikan formulir pendaftarannya untuk masuk dalam bursa cagub DKI dari Partai Gerindra.

Kompas TV Sanusi Terancam Dipecat dari Gerindra
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com