Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laut yang Tergadai di Utara Ibu Kota

Kompas.com - 12/04/2016, 19:00 WIB

Andil pusat

Tidak hanya Pulau G yang bermasalah, beberapa pulau reklamasi lain yang kini sedang dalam masa pengurukan dan pembangunan juga diyakini melanggar berbagai aturan. Pengawasan pemerintah memang terasa amat kurang.

Baru kini, setelah kasus suap terkait rancangan peraturan daerah (raperda) reklamasi mencuat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyatakan pemerintah pusat bisa mengawasi ketaatan kegiatan reklamasi di pantura Jakarta yang izin lingkungannya diterbitkan Pemprov DKI. Ini bisa dilakukan jika kegiatan usaha menimbulkan keresahan di masyarakat dan mengakibatkan kerusakan/pencemaran serius.

Kata Ilyas Asaad, Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan bidang Hubungan Antarlembaga Pusat dan Daerah, Kamis (7/4), pada konteks reklamasi Teluk Jakarta, kriteria itu telah terpenuhi.

Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan San Afri Awang mengatakan telah mengkaji izin lingkungan-termasuk dokumen amdal-reklamasi Teluk Jakarta. "Misal yang kaitan dengan apa yang akan dikerjakan PT Kapuk Naga Indah yang mengerjakan tiga pulau," ujarnya.

Ia mengatakan perusahaan ini belum tajam dalam menganalisis dan memberi solusi atas berbagai dampak reklamasi. Di antaranya adalah limpasan sedimen, backwater yang akan memengaruhi paras air/banjir, sedimentasi yang memengaruhi sentra perikanan di bagian barat Teluk Jakarta, penurunan kualitas air secara umum di sepanjang pantai dan areal reklamasi, serta konflik dengan upaya perlindungan hutan di Suaka Margasatwa Angke. "Kami berikan masukan ini ke BLH DKI Jakarta agar pemilik kegiatan memperbaiki RKL/RPL (rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan)," ucapnya.

Ia mengatakan, reklamasi pantura Jakarta sebaiknya dilakukan di tingkat pusat. Ini karena reklamasi mendatangkan tanah urukan dari luar Jakarta, seperti dari Serang, Banten.

Makin tak pasti

Kembali ke Khafidin, ia kini meyakini adanya kasus dugaan suap dalam raperda reklamasi membuktikan ada sesuatu yang tak beres dari proyek ini. Tak kurang dari Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi, Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land Ariesman Widjaja, seorang bawahan Ariesman, Trinanda, juga Chairman Agung Sedayu Group Sugianto Kusuma alias Aguan, Direktur Agung Sedayu Group Richard Halim, dan Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Sunny Tanuwidjaja terseret kasus ini.

Proyek reklamasi pun terhenti, sementara raperda tak jelas kepastiannya. Padahal, lingkungan di Teluk Jakarta telah berubah dan berdampak bagi penghuninya. Satu yang pasti, warga pesisir semakin khawatir. (ICH/JAL/MKN)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 12 April 2016, di halaman 28 dengan judul "Laut yang Tergadai di Utara Ibu Kota".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com