Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berpesan ke Teguh Santosa, Rizal Ramli Nilai Jakarta Kota yang Tidak Manusiawi

Kompas.com - 24/04/2016, 19:56 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli memberikan pesan-pesan untuk bakal calon gubernur DKI Jakarta Teguh Santosa yang datang mengunjungi rumahnya di Jalan Bangka IX, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Minggu (24/4/2016) sore.

Dalam pertemuan itu, Rizal memberikan tiga pesan kepada Teguh jika dia terpilih menjadi gubernur nantinya.

"Kesatu, jangan ada tembok-tembok. Tembok secara fisik dan non fisik antara orang kaya dan kelompok yang kurang mampu di Jakarta ini," ujar Rizal.

Menurut Rizal, tidak boleh ada benteng yang menghalangi berbagai kalangan penduduk di Ibu Kota. Semuanya harus memiliki akses yang sama. Selain itu, Rizal pun memberi pesan agar transportasi dan fasilitas publik ditambah dan diperbaiki.

"Kedua, transportasi publik. Kita memang ketinggalan. Puluhan tahun gak bikin apa-apa, baru zaman Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo) dibikin MRT dan lain-lainnya. Dan itu sangat menolong rakyat kita," kata Rizal.

Sementara untuk fasilitas publik, Rizal menyoroti kurangnya taman yang dimiliki Ibu Kota. Karena sedikitnya taman dan ruang publik, Rizal menyebut masyarakat pun kesulitan untuk berjalan dengan leluasa.

"Ruang umum publik itu sedikit sekali. Rakyat kita tinggal di tempat sempit. Taman tidak ada, buat jalan aja susah, ditabrak lagi sama apa (kendaraan) di pinggir jalan," tutur Rizal.

Bahkan, karena kurangnya taman, Rizal menyebut Jakarta sebagai kota yang tidak manusiawi. Ia pun membandingkan Jakarta dengan kota-kota lain di dunia.

"Ini kota gak manusiawi. Kota besar di dunia itu manusiawi. Tamannya banyak, luas. Bukan hanya di negara kapitalis, di negara komunis pun, negara sosialis itu taman indah-indah dan luas-luas. Rakyat bisa jalan dengan tenang, punya danau untuk berenang," urai Rizal.

Karena itu, Rizal menekankan perlunya memanusiawikan Jakarta dengan cara kasih rakyat akses yang sebaik-baiknya di ruang publik. (Baca: Temui Rizal Ramli, Teguh Santosa Minta Restu Ikuti Pilkada DKI 2017)

Diamini Teguh Santosa

Teguh pun mengamini ucapan Rizal. Menurut pria yang juga pimpinan umum Rakyat Merdeka Online ini, Jakarta memang sudah seharusnya bersaing dengan kota-kota besar di dunia.

"Jakarta itu sejatinya sedang bersaing dengan kota-kota besar di luar negeri. Jangan sampai Jakarta ini karakter Amerika Latinnya yang banyak, jadi tempat pertemuan orang yang kaya banget dengan orang yang miskin banget," ucap Teguh.

Jika terpilih menjadi gubernur DKI pada 2017 mendatang, Teguh menyebut akan bekerja sebagai pengawal masyarakat.

"Pemerintah bekerja sebagai pengawal orang kaya dan orang miskin. Saya kira gagasan itu yang akan saya aplikasikan nanti," katanya. (Baca: Teguh Santosa Wartawan yang Jadi Pendaftar Pertama Bakal Cagub DKI dari PKB )

Saat ini, Teguh telah mendaftarkan diri pada penjaringan bakal calon gubernur DKI yang diselenggarakan Partai Demokrat, PKB, dan PDI-P. Rencananya, dia akan menyerahkan kembali formulir pendaftaran ke PDI-P Senin (25/4/2016) besok.

Sementara pada Rabu (27/4/2016), Teguh akan menyerahkan formulir pendaftaran ke PKB. Selain itu, dia juga menyebut tengah menjalin komunikasi dengan Gerindra dan akan mendaftarkan diri pada penjaringan PAN.

"Saya dengar Partai Amanat Nasional juga akan membuka pendaftaran, saya juga akan coba ke sana," kata Teguh. (Baca: Penggusuran yang Dilakukan Ahok Dibandingkan dengan Era Jokowi)

Kompas TV 3 Bakal Cagub DKI Jakarta Daftar ke Demokrat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com