Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPAI: Penggusuran Pasar Ikan Abaikan Hak-hak Anak

Kompas.com - 25/04/2016, 15:17 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Niam Sholeh menyebut penggusuran yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta di Pasar Ikan beberapa hari lalu telah mengabaikan hak-hak anak. Terlepas dari legal tidaknya penggusuran tersebut, dia menyebut seharusnya keselamatan anak-anak diutamakan.

"Yang menjadi perhatian adalah ada sekian ratus anak yang ternistakan hak-haknya yang itu harus diprioritaskan penanganannya. Sebelum kita berbicara aspek legal, kita harus mengutamakan keselamatan kelompok paling rentan, anak-anak dan orangtua," ujar Asrorun di Kantor KPAI, Jakarta Pusat, Senin (25/4/2016).

Menurut dia, hak-hak utama yang paling terabaikan dalam penggusuran adalah hak anak terhadap kesehatan dan pendidikan. Akibat penggusuran tersebut, banyak anak yang kesehatan dan pendidikannya terganggu meski kemudian mereka dipindahkan ke sekolah lain.

"Faktanya di situ (penggusuran Pasar Ikan), ada sekian ratus anak, mulai dari usia balita sampai usia sekolah, yang butuh kehadiran negara segera guna memastikan hak-hak dasarnya, terlepas tanah itu tanah negara atau tanah sengketa," kata Asrorun.

Selain itu, pemerintah juga seharusnya memikirkan kondisi psikologis anak-anak yang digusur. Meski mereka direlokasi, belum tentu mereka siap dengan kehidupan barunya.

"Penyelesaiannya harus holistik ya. Apakah ketika kita masukkan ke dalam rumah (susun) masalahnya selesai? Karena selain aspek dasar, di situ ada psikis, psikologis, dan aspek lingkungan habit anak," tutur Asrorun.

Dia mencontohkan, kasus penggusuran yang dilakukan di Pasar Ikan. Anak-anak yang terbiasa dengan lingkungan nelayan belum tentu siap tinggal di rusun dengan lingkungan yang sangat berbeda.

"Kalau anak-anak tumbuh sebagai anak nelayan kemudian pindah dirusunkan atau dikandangkan dalam rumah susun, tentu harus ada prakondisi, tidak serta-merta menyelesaikan masalah, harus ada pendekatan psikologis untuk memastikan anak secara mental siap," ujarnya.

Sejauh ini, lanjut Asrorun, KPAI terus melakukan upaya untuk membantu dan mengawasi agar kondisi psikologis anak-anak eks warga Pasar Ikan dapat pulih kembali dan semua kebutuhan mereka terpenuhi.

"Sesuai dengan mandat yang diberikan undang-undang, kami mengawasi kemudian memberikan rekomendasi untuk penanganan secara serius pemenuhan hak dasar (anak), khususnya pendidikan dan kesehatan," kata Asrorun.

Kompas TV Pasca Digusur Warga Tinggal di Perahu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Megapolitan
Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com