Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Panjangnya Proses Pembuatan SIM di Satpas Daan Mogot

Kompas.com - 02/05/2016, 13:49 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seluruh proses pembuatan dan perpanjangan surat izin mengemudi (SIM) masyarakat yang ber-KTP di wilayah hukum Polda Metro Jaya dilakukan di Kantor Satuan Pelaksana Administrasi SIM (Satpas) Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat.

Pada Senin (2/5/2016), Kompas.com mencoba mengikuti proses pembuatan SIM C yang dilakukan seorang warga, Ilham J (54). Dia mengurus pembuatan SIM sendiri, tanpa bantuan calo.

Pertama, Ilham membeli formulir tes kesehatan seharga Rp 25.000 di loket kesehatan. Kemudian dia melakukan tes kesehatan di ruangan sebelah loket tersebut.

"Tadi dicek tekanan darah sama tes mata. Petugasnya nanyain, buat sendiri atau buat siapa," ujar Ilham kepada Kompas.com seusai melakukan tes kesehatan, Senin.

Setelah tes kesehatan, Ilham masuk ke gedung pengurusan SIM untuk melakukan pembayaran biaya pembuatan SIM tersebut. Dia membayar Rp 100.000 di loket untuk pembuatan SIM C.

Kemudian, warga Cilandak Timur, Jakarta Selatan, itu berpindah ke loket lain untuk mengambil formulir pembuatan SIM dan mengisinya. Setelah itu, Ilham harus kembali berpindah loket untuk membayar asuransi Rp 30.000.

Saat mengisi formulir pembuatan SIM, seorang calo menghampiri Ilham dan berkata, "susah Pak kalau ngurus sendiri, mending dibantuin." Namun, Ilham "keukeuh" mengurus pembuatan SIM-nya sendiri.

Setelah mengisi formulir, dia kemudian menyerahkannya ke loket lain khusus penerimaan formulir pembuatan SIM C. Kemudian dia langsung mengikuti ujian teori di ruang ujian.


Pantauan Kompas.com, di depan ruang ujian pun banyak calo yang beraksi. Mereka bahkan terlihat berkomunikasi dengan petugas dalam untuk memuluskan pembuatan SIM "pelanggannya." Seorang petugas nampak memegang beberapa berkas pengajuan SIM.

Ilham selesai melakukan ujian tulis sekitar pukul 11.15 WIB. Dia diarahkan petugas menuju loket 5, tempat hasil ujian tulis dibagikan.

Setelah menunggu satu jam lebih, nama Ilham pun dipanggil. Ia dinyatakan gagal ujian tulis dan harus kembali mengulangnya dua pekan kemudian, yakni pada 16 Mei 2016.

"Susah sih kalau sendiri, padahal tadi pertanyaan gampang lho," kata Ilham.

Petugas di loket lima menyatakan peserta yang lolos adalah pemohon SIM yang dapat menjawab minimal 21 dari 30 pertanyaan yang diberikan. Jika kurang dari 21, pemohon SIM harus melakukan ujian tulis ulang.

"Nilai 21-30 berarti lulus ujian teori, silakan langsung ke lapangan praktik untuk melakukan ujian praktik. Bagi yang kurang dari 21, mengulang kembali tanggal 16 Mei," ujar petugas melalui pengeras suara.

Bagi yang lolos ujian tulis, pemohon SIM kemudian dipersilakan mengikuti ujian praktik mengemudikan motor bagi pemohon SIM C. Pemohon harus melewati lintasan zig-zag yang telah disiapkan tanpa menurunkan kaki.

Jika gagal, pemohon SIM tersebut pun harus mengulang ujian dua pekan kemudian. Barulah setelah dinyatakan lulus ujian tulis dan praktik, SIM pemohon tersebut dapat diterbitkan.

Dari proses yang harus dilalui dalam pembuatan SIM, tercatat setidaknya ada sembilan loket yang harus didatangi pemohon sampai SIM-nya bisa diterbitkan.

Loket tersebut antara lain loket pembelian formulir tes kesehatan, pembayaran biaya SIM, pengambilan formulir permohonan SIM, pembayaran asuransi, penyerahan formulir permohonan SIM, loket hasil ujian tulis, loket penyerahan hasil ujian tulis untuk mengikuti ujian praktik, loket hasil ujian praktik, dan loket pengambilan SIM.


Bagi pemohon yang lolos semua ujian, pembuatan SIM memang dapat dilakukan dalam satu hari. Namun, kebanyakan pemohon pembuatan SIM yang mengurus sendiri gagal dalam ujian tulis maupun praktik.

Waktu yang dibutuhkan pun menjadi tidak menentu. Sebab, ada pemohon SIM yang harus mengulang ujian beberapa kali dan waktu tunggu untuk satu kali mengulang ujian adalah 14 hari. Proses ini membuat masyarakat kebingungan dan mengeluh.

Pachrudin salah satunya, dia merasa kebingungan saat mengisi formulir permohonan SIM dan tahap apa saja yang harus dilalui karena prosesnya yang panjang.

"Iya coba bikin sendiri, bingung saya," katanya.

Warga lainnya, Rosid, mengaku menggunakan jasa calo untuk membuat SIM agar bisa lebih cepat mengurusnya.

"Pake perantara, udah kenal lama. Ya kita sudah sama-sama tahulah (kalau ngurus sendiri bagaimana)," tutur warga Ciganjur itu.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta agar kualitas pelayanan publik ditingkatkan. Presiden tidak ingin rakyat mengeluh tentang pelayanan yang lamban, berbelit-belit, dan diwarnai pungutan liar (pungli).

"Saya tidak ingin lagi mendengar keluhan di rakyat mengenai pelayanan publik. Dioper sana-sini, berbelit-belit, tidak jelas waktu dan biayanya," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas soal peningkatan pelayanan publik di Kantor Presiden, Kamis (28/4/2016).

"Semuanya harus hilang, kurangi sebanyak-banyaknya dan hilang. Kemudian, praktik-praktik percaloan dan pungli juga harus hilang," lanjut dia.

( Baca: Jokowi: Saya Tidak Ingin Dengar Lagi Rakyat Mengeluh soal Pelayanan Publik! )

Kompas TV Jokowi: Layanan Yang Hadir Dari Kebutuhan Masyarakat Harus Diperhatikan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com