Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPAI Minta Kemenkominfo Blokir Video "Bullying" Siswa SMAN 3 Jakarta

Kompas.com - 03/05/2016, 15:47 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) prihatin dengan beredarnya video bullying sejumlah siswi SMAN 3 Jakarta.

KPAI pun meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk memblokir video itu.

Saat ini, video itu masih bisa diakses di laman YouTube. Menurut Ketua KPAI Asrorun Ni'am Shole, peredaran video itu dapat melahirkan stigma buruk bagi anak.

KPAI mengimbau masyarakat untuk tidak lagi menyebarkan video tersebut di media sosial.

"Video ini mohon tidak di-viral-kan. Cukup sampai aparat penegak hukum dan pihak terkait penyelesaian masalah sehingga tidak terus bergulir," ujar Asrorun di Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (3/5/2016).

(Baca juga: Imbauan agar Video "Bullying" Siswa SMAN 3 Jakarta Tidak Disebarluaskan)

Asrorun mengatakan, semua pihak harus mencegah video tersebut bergulir karena akan berdampak secara psikologis bagi para siswi yang ada di video itu.

Ia pun meminta netizen bijak menggunakan media sosialnya untuk tidak membaginya lagi secara masif. "Kalau viral lewat medsos kan susah dihentikan," kata Asrorun.

Selain itu, ia meminta pihak sekolah mengambil langkah cepat dalam melakukan investigasi dan pembinaan terhadap siswa. "Itu kuncinya, pembinaan terus-menerus," kata dia.

Tak hanya itu, peran orangtua dinilai perlu ditingkatkan. Menurut Asrorun, meski orangtua menempatkan anaknya di sekolah, bukan berarti orangtua lepas tanggung jawab untuk mendidik dan mengawasi anak.

"Kekerasan cara primitif dalam menyelesaikan permasalahan. Jadi, ironi ketika kekerasan terjadi di lingkungan pendidikan dan dilakukan atas dasar pendidikan," kata Asrorun.

Sebelumnya, beredar video aksi bullying siswa SMAN 3 Jakarta di YouTube. Para siswa disiram air dan diberi abu rokok di kepalanya. 

Mereka juga dimaki-maki dan dipaksa mengenakan bra di luar. Dalam video tersebut, beberapa siswa yang mengenakan seragam terlihat berjongkok.

Mereka dikelilingi oleh siswa-siswa yang juga berseragam batik biru dengan rok putih.

Terdengar makian tidak pantas dari siswa yang tampak mengintimidasi yuniornya itu.

Kepala SMAN 3 Jakarta Ratna Budiarti membenarkan bahwa bullying itu dilakukan oleh para siswanya.

"Aksi bullying ada. Kami sedang mencari data dan menginvestigasi kasus," kata Ratna.

(Baca: Kepala Sekolah SMAN 3 Jakarta Dipanggil Dinas Pendidikan Terkait Kasus "Bullying")

Saat ini, pihak sekolah sedang mengumpulkan informasi dengan para wali murid dan orangtua.

Menurut dia, aksi itu tak sampai membuat korban terluka karena tak ada kekerasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com