Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Tewasnya Suporter Persija Versi Pihak Keluarga

Kompas.com - 15/05/2016, 17:58 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Muhammad Fahreza (16) meninggal dunia, Minggu (15/5/2016) pukul 08.00. Ia meninggal di RS Marinir Cilandak akibat luka benda tumpul di kepala.

Fahreza tewas diduga akibat penganiayaan oleh anggota polisi saat pertandingan Persija lawan Persela di Gelora Bung Karno, Minggu (13/5/2016).

Kakak korban, Suyatna atau Yayat menjelaskan kronologi tewasnya korban. Korban bersama Yayat dan tiga orang lainnya berangkat dari rumah mereka di Jalan Sawo, Jagakarsa, Jakarta Selatan selepas Isya untuk menonton pertandingan Persija melawan Persela di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat.

Sesampainya di sana, rombongan lima orang itu menuju sektor 8 Gelora Bung Karno untuk membeli tiket ke calo karena kurang tiket. Di waktu yang sama, sedang terjadi kerusuhan di sektor 12. Fahrizal yang terpisah dari rombongan, panik dan berlari.

"Kita nggak ada yang sadar dia terpisah, panik kayaknya terus dikejar polisi," kata Yayat di rumahnya, Minggu.

Yayat dan teman-temannya lalu masuk ke Stadion untuk mencari Fahreza. Namun tak lama, Yayat mendapat telepon dari Sholeh, kakaknya yang sedang berada di rumah.

"Abang dapat telepon dari anak (Jakmania) Bekasi, ngabarin almarhum lagi di ambulans di sektor dua," kata Yayat.

Mahmuda (17), Jakmania Bekasi mengaku menolong Fahreza saat kerusuhan terjadi sekitar pukul 22.30 WIB. Ia menelepon Soleh dan meninggalkan Fahreza di Sektor 12.

"Waktu rusuh itu polisi bentrok sama Jakmania yang maksa masuk nggak bawa tiket, Fahreza juga kena," kata Mahmuda.

Yayat yang dikabari Soleh pun bergegas menemui Fahreza di ambulans. Namun karena kawasan stadion padat, ambulans kesulitan keluar.

Yayat pun segera membawa adiknya itu pulang ke rumah. Sesampainya di rumah pukul 01.00 WIB, Fahreza akhirnya dibawa ke rumah sakit pukul 03.00 WIB karena tak kuat menahan sakit di kepala dan pinggangnya.

Korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Andika lalu dirujuk ke RS Zahira, hingga tiga rumah sakit lainnya di sekitar Cilandak. Setelah ditolak lima rumah sakit, Fahreza akhirnya dirawat di Rumah Sakit Marinir Cilandak.

Pihak rumah sakit meminta agar keluarga melakukan scanning terhadap kepala Fahreza. Fahreza ternyata membutuhkan operasi. Namun karena terbentur biaya, dan BPJS tidak menanggung, pihak keluarga memutuskan tidak melakukan operasi.

Nafsiyah, sepupu Fahreza yang mengurusi perawatan mengatakan bahwa pada Sabtu malam, Fahreza sempat sadar dan menjerit kesakitan.

"Sampai muntah-muntah dia, tidak kuat menahan sakit," ujar Nafsiyah.

Minggu pagi sekitar pukul 08.00, Fahreza meninggal di RS Cilandak akibat pukulan benda tumpul di kepala.

Ia dimakamkan pukul 13.30 di TPU Al-Makmur, Jakarta Selatan. Keluarga yang masih berduka saat ini sedang menuturkan kejadian ke pihak polisi.

Sebelum meninggal, Fahreza sempat menyebut bahwa ia dipukuli dengan kayu yang diduga bambu atau rotan. Pihak keluarga yang mendampingi menduga kepala Fahreza sempat diinjak dengan sepatu Lars karena luka parah di pelipis kiri hingga legok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maling Motor Bersenpi di Bekasi Residivis, 4 Kali Curi Motor di Pondok Gede

Maling Motor Bersenpi di Bekasi Residivis, 4 Kali Curi Motor di Pondok Gede

Megapolitan
Perempuan Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran Usai Buka Jasa 'Open BO'

Perempuan Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran Usai Buka Jasa "Open BO"

Megapolitan
Pejalan Kaki Terlindas 'Dump Truck' di Koja, Kaki Korban Hancur

Pejalan Kaki Terlindas "Dump Truck" di Koja, Kaki Korban Hancur

Megapolitan
5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

Megapolitan
Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Megapolitan
Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Megapolitan
Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Megapolitan
Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Megapolitan
Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin 'Pulau Sampah' di Jakarta

Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin "Pulau Sampah" di Jakarta

Megapolitan
Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Megapolitan
Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com