Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pimpinan Sopir Bus Lion Air yang Salah Menurunkan Penumpang Angkat Bicara

Kompas.com - 20/05/2016, 15:53 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — Selama ini, soal kesalahan prosedur Lion Air JT 161 Singapura-Jakarta di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (10/5/2016) lalu, belum ditanggapi langsung oleh pihak yang dianggap salah oleh PT Lion Group, yakni sopir bus yang salah menurunkan penumpang berikut group leader-nya.

Kepada Kompas.com melalui surat pernyataannya, group leader yang menangani pesawat Lion Air JT 161 Singapura-Jakarta, Abdullah, menjelaskan apa yang saat itu terjadi sehingga puluhan penumpang penerbangan internasional diturunkan di terminal kedatangan domestik.

Dari kejadian itu, 16 penumpang yang terdiri dari 12 warga negara Indonesia dan empat warga negara asing keluar dari bandara tanpa pemeriksaan Imigrasi serta Bea dan Cukai.

"Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Abdullah, nomor ID 83102009, jabatan Group Leader GSE Lion, menerangkan bahwa telah terjadi kesalahan penurunan penumpang SIN JT 161 di T1B," demikian tulis surat Abdullah sebagai pembuka.

Abdullah menceritakan, pukul 19.00 WIB pada hari kejadian, dirinya sudah menginformasikan kepada sopir penumpang dari Sari Indah, perusahaan rekanan Lion Air untuk bus pengangkut penumpang, mengenai kode lokasi pengangkutan penumpang pesawat dari Singapura di R54.

Dia juga menginfokan perihal kedatangan penumpang pesawat Lion Air dari Padang dengan kode R56 kepada sopir bernama Bahar. Selang beberapa menit setelahnya, Abdullah menginfokan kembali kepada sopir bernama Sudirman bahwa penumpang pesawat dari Singapura ternyata turun di R51.

Abdullah menitipkan pesan tersebut kepada Sudirman untuk diteruskan kepada sopir-sopir lainnya di lapangan. (Baca: Penjelasan Ditjen Imigrasi soal Bus yang Salah Turunkan Penumpang di Bandara Soetta)

"Pada pukul 20.00 WIB, saya dapat info sopir Sari Indah, Bapak Leo, lewat telepon, bahwa penumpang sudah diturunkan di T1B, baru tanya ini penumpang Singapura atau Padang. Yang standby di R51 atas nama Takim, staf Dedi. Setelah mendapat info, saya berusaha berkoordinasi ke pihak bravo untuk mengarahkan penumpang Singapura kembali ke neoplan untuk dibawa kembali ke T2 internasional," tutur Abdullah.

Dari peristiwa tersebut, Abdullah selaku group leader dan Bahar sebagai sopir bus yang salah menurunkan penumpang telah dirumahkan oleh pihak PT Lion Grup. Abdullah juga mengaku sudah diperiksa untuk diproses dalam berita acara pemeriksaan (BAP) terkait kesalahan prosedur itu oleh penyidik Polres Kota Bandara Soekarno-Hatta.

Secara keseluruhan, kasus ini sendiri masih ditangani dan diinvestigasi oleh Otoritas Bandara Soekarno-Hatta, termasuk standar operasional prosedur (SOP) pelayanan penumpang dan bagasi atau ground handling. (Baca: YLKI Desak Kemenhub Perberat Sanksi untuk Lion Air)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com