Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P dan Gerindra Satu Langkah Lebih Dekat, Berharap Mengulang Kejayaan Masa Lalu

Kompas.com - 27/05/2016, 08:00 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertemuan dua partai besar di Jakarta, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Gerindra, terjadi pada Kamis (26/5/2016).

Pengurus Partai Gerindra, yang merupakan terbesar kedua di Jakarta, menyambangi markas PDI-P, si partai pemenang, di Jalan Tebet Raya Kamis itu. 

Terjadi pembicaraan antara dua pengurus Dewan Pimpinan Daerah terkait masalah Pilkada DKI 2017.

Pertemuan ini merupakan yang pertama kalinya terkait dengan Pilkada DKI Jakarta 2017.

Dalam pertemuan itu, terjadi kesepakatan awal bahwa kedua partai ini akan mengusung calon gubernur dan wakil gubernur melalui jalur partai politik.

"Kita mendapatkan titik temu yang sangat mendasar bahwa pemegang amanat UU adalah partai politik sebagai tempat rekrutmen dan pasok memasok kader," ujar Pelaksana tugas Ketua DPD PDI-P DKI Bambang Dwi Hartono.

(Baca juga: PDI-P dan Partai Gerindra Sepakat Kuatkan Parpol dalam Pilkada DKI 2017)

Bambang mengatakan, partai politik memiliki peran untuk memasok kader terbaik. Kader partai, kata Bambang, sedianya menempati jajaran legislatif maupun eksekutif.

"Jadi sangat lucu kalau partai politik punya tanggung jawab itu lalu kemudian malah mengabaikan dan menyerahkan kepada perseorangan. Walau memang MK membuka pintu legal untuk itu," ujar Bambang.

Untuk diketahui, tokoh yang berniat maju melalui jalur independen adalah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Dengan dibantu kelompok relawannya, yakni Teman Ahok, Basuki berupaya menempuh jalur independen. Teman Ahok kini mengumpulkan 1 juta data fotokopi KTP untuk meloloskan Basuki ikut Pilkada.

Terkait Pilkada DKI 2017, Bambang tak menampik kemungkinan PDI-P dan Gerindra kembali mesra.

Ia pun mencontohkan kerjasama kedua partai pada pilkada serentak 2015. Saat itu, PDI-P berkoalisi dengan Gerindra dan menang di 36 daerah.

Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik menambahkan, bukan tidak mungkin Partai Gerindra dan PDI-P akan mengulang kemenangan di Pilkada DKI 2017.

PDI-P dan Gerindra di Jakarta, kata Taufik, akan menambah panjang daftar kemenangan dalam Pilkada DKI selanjutnya.

"Kan tadi baru 36 kali menang. Di tahun 2017, kemenangan Gerindra dan PDI-P tambah satu jadi 37 kali," ujar Taufik.

Tidak takut Ahok

Bambang juga berbicara mengenai peluang calon gubernur dan wakil gubernur yang akan diusung nanti jika berhadapan dengan bakal calon petahana, Basuki Tjahaja Purnama.

Bambang mengatakan, PDI-P sudah memiliki data terkait peluang petahana jika dilihat dalam praktik pilkada serentak 2015 lalu.

"Data kami, incumbent (petahana) di pilkada serentak 2015, yang menang kembali hanya 60 persen. Jangan merasa karena incumbent punya peluang menang, lau benar-benar menang," ujar Bambang.

Ia menyampaikan, PDI-P tak gentar meskipun Basuki alias Ahok memiliki tingkat elektabilitas tinggi berdasarkan hasil sejumlah survei.

Bambang kemudian mengingatkan kemenangan PDI-P dalam Pilkada DKI 2012 lalu.

Ketika itu, PDI-P bersama Gerindra mampu mengalahkan petahan yang memiliki elektabilitas tinggi.

"Jadi kita enggak pernah takut dengan incumbent yang elektabilitasnya tinggi," ujar Bambang.

Taufik juga mengaku tidak khawatir apabila calon gubernur dan wakil gubernur, yang diusung partai, harus berhadapan dengan Ahok.

Apalagi, jika Partai Gerindra sudah resmi berkoalisi dengan PDI Perjuangan nantinya.

(Baca juga: Taufik: Gerindra dan PDI-P Berpengalaman Olah Cagub dari "Nol" hingga Menang)

Taufik mengatakan bahwa ia dan partai lain tidak mengkhawatirkan elektabilitas Ahok.

Ia juga mengungkit pengalaman Partai Gerindra dan PDI-P yang pernah menang melawan petahana pada Pilkada DKI 2012.

"Gerindra dan PDI-P punya pengalaman untuk mengolah cagub dari nol sampai menang," ujar Taufik.

Akankah koalisi besar terbentuk?

Beberapa waktu lalu, Partai Gerindra sempat membunyikan wacana koalisi gemuk. Mengenai ini, PDI-P DKI memberi sambutan baik.

Bambang mengatakan, jawaban mengenai koalisi gemuk tersebut akan mempertimbangkan pengalaman pada pilkada serentak 2015 lalu.

Ketika itu, nyaris tidak adanya parpol yang mendaftarkan calonnya sehingga petahana tidak mendapatkan lawan.

"Dengan pengalaman itu pasti semua kekuatan politik dalam Pilkada DKI 2017 akan membangun koalisi gemuk," ujar Bambang.

Ia juga mengatakan pentingnya mencari kawan sebanyak-banyaknya dalam Pilkada DKI 2017.

(Baca: PDI-P Beri Sinyal Akan Gabung dalam Koalisi Gemuk Bersama Partai Gerindra)

Sebab, menurut dia, dalam menjalankan pemerintahan nanti, kepala daerah tidak mungkin berjalan tanpa dukungan partai-partai.

"Jadi ini logika sederhana, pasti kita mencari teman sebanyak-banyaknya," ujar Bambang.

Adapun pertemuan PDI-P dan Gerindra yang digelar kemarin memang belum menghasilkan kesepakatan koalisi. Namun, keduanya sudah satu langkah lebih dekat.

Kompas TV Gerindra & PDI-P "Nostalgia" di Pilgub DKI?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dharma Pongrekun-Kun Wardana Belum Penuhi Syarat Dukungan Ikut Pilkada Jakarta

Dharma Pongrekun-Kun Wardana Belum Penuhi Syarat Dukungan Ikut Pilkada Jakarta

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Ibu Diduga Cabuli Anak Laki-laki di Tangerang

Polisi Selidiki Kasus Ibu Diduga Cabuli Anak Laki-laki di Tangerang

Megapolitan
Alasan Pemilik Pajero Pakai Pelat Nomor Palsu: Cita-cita Sejak Kecil

Alasan Pemilik Pajero Pakai Pelat Nomor Palsu: Cita-cita Sejak Kecil

Megapolitan
Jalan Margonda Macet Parah Sabtu Malam, Pengendara Buka Pembatas Jalan dan Lawan Arah

Jalan Margonda Macet Parah Sabtu Malam, Pengendara Buka Pembatas Jalan dan Lawan Arah

Megapolitan
Polisi Tangkap Pencopet yang Beraksi di Kerumunan Acara Hari Jadi Bogor

Polisi Tangkap Pencopet yang Beraksi di Kerumunan Acara Hari Jadi Bogor

Megapolitan
'Horor' di Margonda Kemarin Sore: Saat Pohon Tumbang, Macet, dan Banjir Jadi Satu

"Horor" di Margonda Kemarin Sore: Saat Pohon Tumbang, Macet, dan Banjir Jadi Satu

Megapolitan
Antusias Warga Berebut Hasil Bumi di Dongdang pada Hari Jadi Bogor, Senang meski Kaki Terinjak

Antusias Warga Berebut Hasil Bumi di Dongdang pada Hari Jadi Bogor, Senang meski Kaki Terinjak

Megapolitan
Ketua DPRD Kota Bogor Mengaku Siap jika Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota

Ketua DPRD Kota Bogor Mengaku Siap jika Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota

Megapolitan
Polisi Jemput Paksa Pemilik Pajero Pelat Palsu yang Kabur di Jalan Tol

Polisi Jemput Paksa Pemilik Pajero Pelat Palsu yang Kabur di Jalan Tol

Megapolitan
Bisa Usung Calon Sendiri, PKS Belum Tentukan Jagoan untuk Pilkada Bogor 2024

Bisa Usung Calon Sendiri, PKS Belum Tentukan Jagoan untuk Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Sisa Banjir Sabtu Sore, Sampah Masih Berserakan di Jalan Margonda Depok

Sisa Banjir Sabtu Sore, Sampah Masih Berserakan di Jalan Margonda Depok

Megapolitan
Warga Ajak 'Selfie' Polisi Berkuda dan Polisi Satwa di CFD

Warga Ajak "Selfie" Polisi Berkuda dan Polisi Satwa di CFD

Megapolitan
Sambut HUT Ke-542 Bogor, Ratusan Orang Ikut Lomba Lari Lintasi Sawah dan Gunung

Sambut HUT Ke-542 Bogor, Ratusan Orang Ikut Lomba Lari Lintasi Sawah dan Gunung

Megapolitan
Penyalur Jadi Tersangka karena Palsukan Usia ART yang Lompat dari Rumah Majikan di Tangerang

Penyalur Jadi Tersangka karena Palsukan Usia ART yang Lompat dari Rumah Majikan di Tangerang

Megapolitan
Antusiasme Warga Berbondong-bondong Padati Balai Kota Menyambut Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542

Antusiasme Warga Berbondong-bondong Padati Balai Kota Menyambut Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com