Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/05/2016, 10:58 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Di tengah ramainya pemberitaan komplain pengurus RT dan RW di Jakarta soal tugas baru mereka, banyak juga pengurus yang dinilai dapat bekerja dengan cerdik sebagai ketua RT dan RW meski disibukkan dengan berbagai kegiatan setiap harinya.

Hal itu diungkapkan oleh CEO Qlue Rama Raditya ketika berbincang dengan Kompas.com, Senin (30/5/2016).

"Ketua RT di Bangka itu ada yang pintar. Dia kerja dari pagi sampai sore. Buat laporannya, dia suruh warganya kirim ke dia, lalu dia upload pas malamnya. Harusnya sih bisa seperti itu kalau dia niat," kata Rama.

Rama tidak tahu apakah hal seperti itu dibenarkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atau tidak. Namun, yang pasti, setiap laporan yang masuk ke sistem Qlue akan diverifikasi dan nantinya akan dilihat oleh lurah selaku atasan RT dan RW di wilayahnya.

Jika dari laporan tersebut kemudian didapati ada yang tidak sesuai dengan fakta di lapangan maka akan terhitung sebagai pelanggaran berat.

"Kami sebagai penyedia jasa hanya memberikan media sosial sebagai wadah. Kalau saya pribadi, pakai Qlue, jadi jauh lebih mudah daripada harus lapor langsung atau datang ke kantor kelurahan dulu. Ini tinggal upload laporan, di-approve sama si lurah, kerjaan langsung beres," tutur Rama.

Dari informasi yang dihimpun di lapangan, Rama juga mendapat kabar bahwa lebih banyak pengurus RT atau RW yang mengaku senang dan dimudahkan dengan Qlue ketimbang mereka yang komplain. (Baca: CEO Qlue: Dari 33.000 RT/RW, yang Komplain Cuma Berapa Puluh Orang)

Jika ada yang menyebutkan belum mendapatkan sosialisasi terkait penggunaan Qlue, pihaknya menjanjikan untuk mendampingi warga sampai paham betul bagaimana cara memakai aplikasi Qlue.

"Dulu itu sudah disosialisasikan oleh lurah sebenarnya, tapi kami siap mendampingi karena mungkin banyak pertanyaan teknis yang lebih enak dijelaskan langsung," ujar Rama.

Merujuk dari data yang dimiliki oleh Qlue, dari kisaran 33.000 pengurus RT dan RW yang ada di Jakarta, hanya puluhan pengurus yang mengajukan protes terhadap penggunaan Qlue dan kewajiban mereka melaporkan kondisi di lingkungannya tiga kali dalam sehari. (Baca: Aplikasinya Dinilai Kurang Sosialisasi, Ini Kata CEO Qlue)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Penunjukkan Gubernur Jakarta oleh Presiden Bisa Bikin Cemburu Provinsi Lain

Penunjukkan Gubernur Jakarta oleh Presiden Bisa Bikin Cemburu Provinsi Lain

Megapolitan
Tahanan Titipan di Lapas Tangerang yang Kabur Ditangkap Kembali di Rumah Orangtua

Tahanan Titipan di Lapas Tangerang yang Kabur Ditangkap Kembali di Rumah Orangtua

Megapolitan
Pengusul Gubernur DKJ Ditunjuk Presiden Berharap Putra-Putri Betawi Dipilih Pimpin Jakarta

Pengusul Gubernur DKJ Ditunjuk Presiden Berharap Putra-Putri Betawi Dipilih Pimpin Jakarta

Megapolitan
Tak Pernah Terlihat Cekcok dengan AMW, Wanita Tewas Terlakban Justru Sering Diledek Pengantin Baru

Tak Pernah Terlihat Cekcok dengan AMW, Wanita Tewas Terlakban Justru Sering Diledek Pengantin Baru

Megapolitan
Ada Perayaan Natal Gereja Tiberias dan Panggung Rakyat, Arus Lalu Lintas di Sekitar GBK Macet

Ada Perayaan Natal Gereja Tiberias dan Panggung Rakyat, Arus Lalu Lintas di Sekitar GBK Macet

Megapolitan
Salah Satu Bamus Betawi Tolak Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden, Anggap Cederai Demokrasi

Salah Satu Bamus Betawi Tolak Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden, Anggap Cederai Demokrasi

Megapolitan
Laporkan Butet soal Pengakuan Diintimidasi, Pelapor: Hal yang Disampaikan Menyesatkan

Laporkan Butet soal Pengakuan Diintimidasi, Pelapor: Hal yang Disampaikan Menyesatkan

Megapolitan
Pimpinan DPRD Sebut Pemkot Depok Bohongi Rakyat: Nyatanya Tidak Bisa Berobat Gratis Pakai KTP

Pimpinan DPRD Sebut Pemkot Depok Bohongi Rakyat: Nyatanya Tidak Bisa Berobat Gratis Pakai KTP

Megapolitan
Bamus Betawi Ternyata Ada 2, Mana yang Usulkan Gubernur Jakarta Dipilih Presiden?

Bamus Betawi Ternyata Ada 2, Mana yang Usulkan Gubernur Jakarta Dipilih Presiden?

Megapolitan
AMW 'Ngaku' ke Tetangga, Wanita yang Ditemukan Tewas Terlakban Sedang Sakit

AMW 'Ngaku' ke Tetangga, Wanita yang Ditemukan Tewas Terlakban Sedang Sakit

Megapolitan
Polisi Tangkap Terduga Pembunuh Wanita Terlakban di Cikarang Timur

Polisi Tangkap Terduga Pembunuh Wanita Terlakban di Cikarang Timur

Megapolitan
Butet Kartaredjasa Dilaporkan ke Polisi Buntut Pengakuan Diintimidasi di Pentas Teater

Butet Kartaredjasa Dilaporkan ke Polisi Buntut Pengakuan Diintimidasi di Pentas Teater

Megapolitan
Soal Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden, PDI-P DKI Minta DPR Kedepankan Suara Rakyat

Soal Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden, PDI-P DKI Minta DPR Kedepankan Suara Rakyat

Megapolitan
Jasad Wanita Terlakban di Cikarang Timur Baru 'Ngontrak' Seminggu Bersama Seorang Pria

Jasad Wanita Terlakban di Cikarang Timur Baru 'Ngontrak' Seminggu Bersama Seorang Pria

Megapolitan
Berkaus Merah, Warga Puri Bali Gelar Demo Tuntut Lurah dan Pengembang Atasi Banjir

Berkaus Merah, Warga Puri Bali Gelar Demo Tuntut Lurah dan Pengembang Atasi Banjir

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com