Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Pamong Warga Menentang Kebijakan Ahok

Kompas.com - 01/06/2016, 08:29 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pekan ini, sikap Ketua RT/RW yang menolak kebijakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk melapor aduan melalui aplikasi Qlue, ramai diperbicangkan.

Setelah puluhan pengurus RT/RW mengadu ke Komisi A DPRD DKI Jakarta, Ketua RW 12 Kebon Melati Agus Iskandar mengaku dipecat oleh Lurah Kebon Melati Winetrin. Agus dan puluhan pengurus RT/RW lainnya meminta Keputusan Gubernur Nomor 903 Tahun 2016 tentang Pemberian Uang Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Rukun Tetangga dan Rukun Warga dicabut.

Terlebih aduan melalui Qlue dikaitkan dengan uang insentif. Setiap laporan untuk tingkat RT dihargai Rp 10.000 dan tingkat RW dihargai Rp 12.000. Maksimal laporan yang akan dibayar per bulan yakni Rp 900.000 untuk RT dan Rp 1.125.000 untuk RW.

Namun Winetrin membantah telah memecat Agus. Dia meminta Agus untuk mengundurkan diri jika tidak sepakat dengan kebijakan gubernur.

Menanggapi hal itu, Basuki mengatakan tidak semua Ketua RT/RW menolak pengaduan melalui aplikasi Qlue. Seperti contohnya Ketua RW di Cipete Utara. Saat meresmikan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) Vila Taman Sawo, Selasa (31/5/2016) kemarin, Basuki duduk bersebelahan dengan ketua RW setempat.

"Dia bilang, 'Saya ini (Ketua) RW lho, Pak. Istri saya Ketua RT'. Terus saya bilang, 'udah ngerti belum masalahnya? 'Ngerti, Pak. Bisa suruh anak buah (isi Qlue)'," kata Basuki.

Basuki mengatakan, laporan Ketua RT/RW melalui aplikasi Qlue dapat memudahkan evaluasi kinerja Lurah dan SKPD terkait. Laporan itu juga sebagai pertanggungjawaban pemberian gaji operasional.

Kebijakan Ahok ditentang mantan Lurah Warakas

Bukan kali ini saja, pamong masyarakat menentang kebijakan Basuki. Mengingat kembali pada tahun 2013 lalu, seorang Lurah bernama Mulyadi menentang kebijakan lelang jabatan.

Mulyadi yang saat itu menjabat sebagai Lurah Warakas bahkan mengancam uji materi Surat Keputusan Gubernur tentang lelang jabagan Lurah dan Camat ke Mahkamah Konstitusi (MK). Bahkan disebut-sebut saat itu Mulyadi telah menggandeng Yusril Ihza Mahendra untuk mengurusi permasalahan itu.

Meskipun saat itu, Joko Widodo yang menjabat gubernur. Namun ide pelaksanaan lelang jabatan lurah dan camat datang dari Basuki.

Setelah kasusnya jadi sorotan publik, Mulyadi berkirim surat ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta dan meminta maaf atas sikapnya. Selain itu, ia memohon agar diikutsertakan dalam ujian kompetensi susulan.

Mulyadi kemudian dimutasi menjadi Lurah Tugu Utara. Beberapa warga setempat pun pernah melaporkan Mulyadi kepada Basuki, karena diduga menyelewengkan anggaran saluran air dan fogging nyamuk.

Heru Budi Hartono yang menjabat sebagai Wali Kota Jakarta Utara saat itu pun akan kembali memutasi Mulyadi ke posisi lainnya. Hal ini disebabkan karena banyaknya aduan warga terhadap Mulyadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com