JAKARTA, KOMPAS.com - Bukan perkara mudah menjadi bagian dari pemerintah. Apalagi di era keterbukaan saat ini, maka penilaian kinerja ada di tangan masyarakat. Pegawai pemerintah tak lagi tutup mata akan keluhan masyarakat. Perlu kerja cepat dan tepat agar semua bisa terlayani.
Lurah Galur, Supardiono (49), merupakan salah satu di antara segelintir pegawai Pemprov DKI Jakarta yang menerapkan prinsip tersebut. Membangun budaya kerja cepat dan tepat untuk lingkungannya.
Galur mendapat apresiasi. Kelurahan yang dipimpin Supardiono itu menempati posisi terbaik pertama dari Qlue, aplikasi laporan warga Jakarta tentang kondisi di lingkungannya. Supardiono berprinsip keluhan masyarakat harus langsung ditindaklanjuti.
"Kalau kelurahan bisa mengerjakan, pokoknya langsung dikerjakan. Enggak pakai nunggu," kata Supardiono saat ditemui Kompas.com di Galur, Kamis (2/6/2016).
Ucapan Supardiono dibuktikan di lapangan. Ia menunjukkan bagaimana merespons keluhan via Qlue. Sebuah laporan jalan berlubang masuk saat pagi hari. Ia kemudian langsung meminta pengawas asistennya untuk memastikan kebenaran soal laporan tersebut.
Setelah dipastikan kebenarannya, pengerjaan pun dilakukan. Jalan berlubang di RT 05/06, Galur langsung ditambal. Pengerjaan dilakukan oleh PPSU Kelurahan Galur. Penambalan jalan pun selesai dilakukan sebelum matahari sampai di atas kepala.
Supardiono bercerita tak semua laporan bisa dikerjakan oleh pihak kelurahan. Laporan seperti parkir liar, lampu jalan mati dan masalah kelistrikan lainnya perlu satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lain.
Untuk itu, khusus wilayah Jakarta Pusat, ada sebuah group obrolan di WhatsApp khusus keluhan Qlue. Tujuannya ketika tak bisa dikerjakan oleh kelurahan, maka bisa ditindaklanjuti oleh SKPD lain.
Warga puas
Supardiono menempati posisi Lurah Galur sejak 2013. Ia mendapat kepercayaan memimpin di daerah padat pendudut itu setelah berhasil lolos dari lelang jabatan saat masa Joko Widodo menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Di mata warganya, Supardiono memiliki reputasi baik. Ulim (56), RT 04/02, Galur, mengungkapkan Supardiono tak segan untuk turun ke lapangan dan kerja bakti bersama warga.
"Kalau ada sampah pas lagi turun ke lapangan, dia langsung ambil dan buang ke tempat sampah," kata Ulim.
Bahkan saat kerja bakti, Supardiono ikut turun membersihkan selokan. Ulim melihat sosok Supardiono dapat cepat membaur dengan warga.
"Jadi kalau dilihat udah seperti warga aja, tapi kita hormati sebagai lurah," sambung Ulim.
Galur sendiri memang memiliki masalah kompleks, yakni tawuran. Menurut Wiwi (40), warga RT 03/01, Galur, kerja lurah untuk meredam aksi itu mulai terlihat. Salah satunya dengan menyelenggarakan pelatihan.
Terkait masalah kebersihan, Wiwi melihat Galur saat ini jauh lebih bersih.
"Pak Lurah itu selalu imbau untuk buang sampah di tempat. Terus pegawainya juga rutin ambil sampah dan bersihin lingkungan," kata Wiwi. (Baca: Ini Ragam Laporan Warga Jakarta Melalui Aplikasi Qlue)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.