Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Evelyn Diduga Bukan Diculik, Ia Dibawa Ayahnya Sendiri

Kompas.com - 04/06/2016, 08:20 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Evelyn Tiandy, murid kelas II SD, semula diduga telah diculik orang tak dikenal. Namun, belakangan bocah delapan tahun itu diduga dibawa ayahnya sendiri.

Ibu korban, Rita Tjoa (37), sebelumnya mengaku bahwa anaknya diculik pada Selasa (17/5/2016) di sebuah tempat perbelanjaan di kawasan Cikupa, Tangerang.

Ketika pulang belanja, di area parkiran mobil, tiba-tiba ada orang yang datang dan langsung mengambil Evelyn yang saat itu berjalan di belakang Rita.

"Enggak lama keluar menuju parkiran mobil tiba-tiba ada orang yang langsung mengambil anak saya," kata Rita, Jumat (3/6/2016).

Ibu korban menunturkan kejadian penculikan dengan didampingi Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait di kantor Komnas PA di Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Pria penculik yang mengambil Evelyn tidak sendiri, tetapi beraksi bersama dua orang lainnya. Rita yang saat itu melihat anaknya digendong salah satu penculik berupaya mengejar.

Namun, dua pelaku lain yang datang menghalau Rita. "Saya didorong sampai jatuh," ujar Rita.

Rita sampai terluka di bagian kaki kanan akibat didorong salah satu penculik anaknya. Ia sudah berupaya meminta tolong masyarakat sekitar.

Meski suasana cukup ramai, tak ada yang datang menolongnya.

Rita sudah berusaha mengejar, tetapi pelaku keburu kabur dengan sebuah mobil berwarna hitam. Rita melaporkan kejadian tersebut ke Polres Tangerang.

Pihak kepolisian sudah menerima laporan Rita, tetapi hingga kini putri semata wayangnya itu belum ditemukan. Ia belum tahu motif apa di balik penculikan anaknya tersebut.

Terlebih lagi, Rita mengaku tak punya masalah pribadi maupun dengan pihak lain di luar.

Ayah Evelyn muncul

Namun, setelah kasus tersebut ramai di media massa, seorang pria mengaku ayah Evelyn, yakni Budiman Tiandy, membantah terjadinya penculikan tersebut.

Budiman menyatakan, yang membawa Evelyn pada tanggal 17 Mei 2016 saat bersama mantan istrinya, Rita Tjoa (37) di halaman parkir sebuah minimarket di Cikupa, Tangerang, tak lain adalah dirinya sendiri.

"Pas kejadian, saya yang ambil anak saya langsung. Rita ketemu dengan saya di lokasi," kata Budiman, Jumat malam.

Budiman menyatakan, dialah yang menggendong Evelyn pada saat itu. Namun, ia mengatakan dirinya bukan menculik Evelyn.

Sebaliknya, menurut dia, justru Rita yang telah menyembunyikan Evelyn darinya. Setahun lalu, lanjut Budiman, Rita justru yang membawa Evelyn dari sekolah.

Putrinya itu kemudian dipindahkan ke sekolah lainnya oleh Rita sehingga Budiman tak dapat bertemu lagi dengan anaknya. Ia mengatakan sudah setahun tak bisa bertemu Evelyn.

Padahal, Budiman mengaku telah memenangi hak asuh Evelyn di pengadilan.

"Anak ini sudah dipindah tiga kali sekolah sama ibunya. Tujuan disembunyikan, kenapa mendadak dipindah diam-diam," ujarnya.

Baru pada  17 Mei itu, ia bertemu anaknya di tempat belanja yang dilaporkan jadi tempat penculikan Evelyn. Budiman yang saat itu bersama sopirnya lalu membawa Evelyn.

"Jelas-jelas saya jemput anak saya yang dihilangkan, kenapa menjadi penculikan?" ujarnya.

Oleh karenanya, Budiman mempertanyakan soal tudingan pihak Rita yang menyatakan adanya empat orang tak dikenal yang menculik Evelyn.

Rita sendiri menurut dia mengakui dalam berita acara pemeriksaan (BAP) polisi bahwa yang membawa Evelyn adalah dirinya.

"Itu nomor LP Rita. Isinya bukan diculik sama empat orang enggak dikenal, tetapi (melapor) diculik oleh saya. Dia laporin saya, ayah kandung pemegang hak asuh secara resmi karena culik anak saya sendiri," ujar Budiman.

Bukan penculikan 

Polresta Tangerang, yang menangani kasus tersebut, memastikan kasus Evelyn bukan murni penculikan.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Tangerang Komisaris Gunarko mengatakan, masalah yang terjadi ialah persoalan keluarga terkait masalah hak asuh anak.

"Bukan penculikan murni, itu masalah keluarga," kata Gunarko.

Penyelidikan polisi pun menemukan hasil bahwa yang mengambil Evelyn adalah ayah kandungnya sendiri. Disebutkan bahwa orangtua Evelyn sudah bercerai.

"Yang ambil bapaknya, sudah beberapa kali diambil, jadi memang sudah cerai dan hak asuhnya jatuh ke ibunya," ujar Gunarko.

Polisi berencana mempertemukan kedua orangtua korban untuk melakukan mediasi. "Nanti kalau sudah ketemu bapaknya kita mediasi," ujar Gunarko.

Adapun soal kasus ini pihaknya belum menentukan siapa yang bersalah.

"Terlalu dini untuk itu, kita masih lakukan pemeriksaan, termasuk saksi-saksi. Kasusnya sedang ditangani PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) Polres," ujar Gunarko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com