Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Masyarakat Saja Ingin Dia Dihukum Mati, Bagaimana Saya yang Bapaknya"

Kompas.com - 07/06/2016, 14:51 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — Ayah EF (19), Arif Fikri, menuntut agar tiga pembunuh dan pemerkosa anak perempuannya di mes karyawan daerah Kosambi, Kabupaten Tangerang, dihukum berat hingga hukuman mati.

Hal itu diungkapkan saat mendatangi Pengadilan Negeri Tangerang dalam rangka menghadiri sidang perdana RA (16), pelaku di bawah umur yang terlibat dalam pembunuhan EF, Selasa (7/6/2016).

"Saya maunya hukuman yang paling berat-lah, hukuman mati. Baiknya, menurut saya, hukuman mati," kata Arif kepada Kompas.com, Selasa siang.

Dakwaan dari jaksa penuntut umum bagi RA adalah hukuman maksimal, yakni hukuman seumur hidup. Pertimbangan hukuman seumur hidup diberikan mengingat RA masih di bawah umur sehingga hukuman mati tidak diajukan.

Berbeda dengan dua tersangka lain, yakni Rahmat Arifin (24) dan Imam Hapriadi (24), mereka akan menjalani proses peradilan untuk orang dewasa. Arif mengaku paham dengan peraturan yang tidak mengenakan hukuman mati kepada RA yang masih di bawah umur. Namun, Arif berpendapat, apa yang telah dilakukan oleh RA sudah bukan sesuatu yang sewajarnya dilakukan oleh anak seumurnya.

"Pelaku ini, walaupun masih di bawah umur, kelakuannya melebihi orang dewasa. Masyarakat saja menuntut dia hukuman mati, bagaimana saya yang bapaknya," tutur Arif.

Sidang perdana RA berlangsung tertutup selama dua jam lebih. Dari informasi yang dihimpun, ada delapan saksi yang dihadirkan dalam sidang tersebut. (Baca: Perbedaan Sikap Pembunuh EF, RA Terlihat Tenang, Pelaku Lainnya Terguncang)

Saksi yang dimaksud di antaranya teman dan kenalan dari EF sebagai korban ataupun dari terdakwa RA. Hanya beberapa orang yang diizinkan masuk ke dalam ruang sidang, seperti anggota keluarga serta kerabat dari terdakwa dan korban. Sementara itu, di luar gedung Pengadilan Negeri Tangerang, puluhan warga menggelar unjuk rasa, menuntut RA dihukum mati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Matraman Keluhkan Air Mati Setiap Malam, Berbulan-bulan Tak Ada Perbaikan

Warga Matraman Keluhkan Air Mati Setiap Malam, Berbulan-bulan Tak Ada Perbaikan

Megapolitan
'Ada Pedagang Warkop Kecil di Pinggir Jalan, Bisa Kasih Hewan Kurban ke Sini...'

"Ada Pedagang Warkop Kecil di Pinggir Jalan, Bisa Kasih Hewan Kurban ke Sini..."

Megapolitan
Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Megapolitan
Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Megapolitan
Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Megapolitan
Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsuan Uang Rp 22 Miliar di Jakarta Barat

Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsuan Uang Rp 22 Miliar di Jakarta Barat

Megapolitan
Ibu Asal Bekasi yang Cabuli Anaknya Jalani Tes Kesehatan Mental

Ibu Asal Bekasi yang Cabuli Anaknya Jalani Tes Kesehatan Mental

Megapolitan
OTK Konvoi di Kemayoran, Tembak Warga Pakai 'Airsoft Gun'

OTK Konvoi di Kemayoran, Tembak Warga Pakai "Airsoft Gun"

Megapolitan
Jumlah Kambing yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Jumlah Kambing yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Megapolitan
Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Megapolitan
Anies Baswedan: Lebih Penting 'Ngomongin' Kampung Bayam...

Anies Baswedan: Lebih Penting "Ngomongin" Kampung Bayam...

Megapolitan
Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Rasanya Menjadi Ibrahim

Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Rasanya Menjadi Ibrahim

Megapolitan
Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Megapolitan
Anies Enggan Tanggapi Calon Kompetitor: Lebih Penting Memikirkan Nasib Warga

Anies Enggan Tanggapi Calon Kompetitor: Lebih Penting Memikirkan Nasib Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com