Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Cahyo Wibowo Ini Butuh Uluran Tangan

Kompas.com - 10/06/2016, 14:20 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bayi Cahyo Wibowo terbaring di dalam tabung ruang ICU Anak, di Rumah Sakit Husada, Jalan Mangga Besar, Jakarta Pusat, Jumat (10/6/2016). Popok berwarna putih masih melekat di tubuh bayi mungil yang baru berusia satu bulan itu.

Kulitnya masih merah dengan rambut tipis yang mulai tumbuh di atas kepala bayi laki-laki itu. Namun, tak cuma popok, di beberapa bagian tubuh bayi itu terpasang sejumlah selang peralatan medis di rumah sakit tersebut. Hasil diagnosa dokter, bayi Cahyo mengalami kebocoran usus.

Hari ini genap satu bulan bayi Cahyo terbaring di RS Husada. Ayahnya adalah Jamroni (34), seorang pekerja serabutan dan kuli bangunan, serta ibunya Warmiyati (33), buruh cuci dan gosok.

Menurut Jamroni, anak bungsunya dari dua bersaudara itu mulanya terlihat normal, saat lahir melalui persalinan sesar di sebuah rumah sakit bersalin di Kramatjati, Jakarta Timur. Akan tetapi, hari kedua bayi Cahyo mulai menggigil. Hari ketiga berselang, anaknya mengalami muntah-muntah berwarna kehijauan.

"Awalnya itu dikira sisa air ketuban," kata Jamroni didampingi istrinya, saat ditemui Kompas.com di RS Husada, Jalan Mangga Besar, Jakarta Pusat, Jumat siang.

Orangtua kemudian membawa ke sebuah rumah sakit di kawasan Cawang. Di sana, bayi Cahyo didiagnosis mengalami penyempitan usus.

Sang bayi kemudian dirujuk ke RS Husada untuk mendapat penanganan lebih intensif. Jamroni mengatakan, setelah melalui pengecekan dokter, bayi Cahyo ternyata mengalami kebocoran usus.

Tindakan operasi dilakukan terhadap bayi Cahyo. Pasca-operasi, kondisi bayi Cahyo masih belum stabil. Masih sering muntah berwarna hijau. ASI tetap diberikan kepada sang bayi, namun dengan cara dipompa masukan ke selang.

Dua minggu berselang ditemukan ada suatu bentuk penyumbatan pada usus besar yang terjadi akibat lemahnya pergerakan usus karena sebagian dari usus besar tidak memiliki saraf yang mengendalikan kontraksi ototnya.

Kompas.com/Robertus Belarminus Bayi Cahyo Wibowo terbaring di dalam tabung ruang ICU Anak, di Rumah Sakit Husada, Jalan Mangga Besar, Jakarta Pusat, Jumat (10/6/2016).

Bayi Cahyo mengalami kelainan Hirschsprung terjadi karena adanya permasalahan pada persarafan usus besar paling bawah, mulai anus hingga usus di atasnya. Kelainan ini akan membuat BAB bayi tidak normal.

Pada 7 Juni kemarin, bayi Cahyo kembali menjalani operasi kedua, yakni untuk membuat lubang pembuangan di dinding perut dengan cara memotong usus besar (colon) membentuk stoma. Stoma digunakan sebagai lubang pembuangan pengganti anus bagi pasien yang mengalami gangguan pada area rectum dan sekitarnya.

Ayah bayi Cahyo yang berasal dari Pati, Jawa Tengah itu, mengaku belum tahu kapan diharapkan anaknya bisa sembuh.

Orangtua pasrah kepada Yang Maha Kuasa, untuk kesembuhan anaknya.

"Kalau masalah kesembuhan rahasia Ilahi, dokternya sudah diusahin, kita cuma berdoa saja. Mudah-mudahan bisa sembuh," kata Warmiyati.

Utang Berobat Biaya berobat anaknya tak sedikit. Jamroni mengaku, mengutang sana-sini mulanya untuk membayari pengobatan. Utang ke berbagai pihak itu kisarannya sudah mencapai Rp 35 jutaan.

Para tetangga juga membantu menyumbang seadanya. Anaknya masuk RS Husada melalui jalur umum. Belakangan ia baru memiliki BPJS belum lama ini. Tapi, kartu jaminan kesehatan itu belum bisa digunakan.

"BPJS sudah jadi baru tapi belum bisa dipakai. Kurang tahu juga," ujar Jamroni.

Jamroni sangat membutuhkan uluran tangan berbagai pihak untuk bantuan biaya berobat anaknya. Maklum pekerjaanya hanya buruh serabutan biasa.

"Harapannya kalau ada yang namanya rezeki, saya minta tolong kalau bisa untuk kesembuhan anak saya," ujarnya.

Didampingi

Belakangan, keluarga ini mendapat pendampingan dari sebuah komunitas sosial. Namanya 3 Little Angels (3LA). Komunitas ini mendampingi pasangan tersebut mencari penggalangan dana.

Menurut Greaty, voulenteer 3LA, saat ini donasi yang sudah terkumpul mencapai Rp 52.820.111. Pengeluaran sementara, biaya di RS Husada dan obat-obatan lain bagi bayi Cahyo mencapai Rp 23 juta.

"Kami masih menerima bantuan bagi bayi Cahyo, yang akan digunakan untuk perawatannya," ujar Greaty.

Greaty menunjukan sebuah buktik pembayaran RS Husada Rp 20 juta, yang telah dibayarkan. Ia mengatakan, donasi akan dikumpulkan mulai 8 Juni - 18 Juni 2016.

"Orangtuanya kebetulan tidak memiliki rekening. Kami akan bantu setelah itu untuk buatkan rekening sendiri, supaya selanjutnya bantuan bisa langsung diamanahkan ke orangtuanya," ujar Greaty.

Adapun pasangan Jamroni mengatakan, biaya rumah sakit yang dibutuhkan sampai saat ini Rp 80 juta. Donasi bisa disalurkan melalui 3 Little Angels, ke nomor rekening BCA 8310041476 atas nama Ratna Dewi H. Jamroni juga mempersilakan jika ada yang mau menemuinya di rumah sakit untuk memberikan bantuan biaya pengobatan anaknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Harap Rekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar Langsung di TKP

Polisi Harap Rekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar Langsung di TKP

Megapolitan
Oknum Pejabat Kemenhub Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci untuk Buktikan Tak Selingkuh

Oknum Pejabat Kemenhub Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci untuk Buktikan Tak Selingkuh

Megapolitan
Kumpulkan 840.640 KTP, Dharma Pongrekun Juga Unggah Surat Dukungan untuk Perkuat Syarat Cagub Independen

Kumpulkan 840.640 KTP, Dharma Pongrekun Juga Unggah Surat Dukungan untuk Perkuat Syarat Cagub Independen

Megapolitan
Kronologi Tabrak Lari di Gambir yang Bikin Ibu Hamil Keguguran, Pelat Mobil Pelaku Tertinggal di TKP

Kronologi Tabrak Lari di Gambir yang Bikin Ibu Hamil Keguguran, Pelat Mobil Pelaku Tertinggal di TKP

Megapolitan
Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Megapolitan
Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Megapolitan
Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com