JAKARTA, KOMPAS.com - Bayi Cahyo Wibowo terbaring di dalam tabung ruang ICU Anak, di Rumah Sakit Husada, Jalan Mangga Besar, Jakarta Pusat, Jumat (10/6/2016). Popok berwarna putih masih melekat di tubuh bayi mungil yang baru berusia satu bulan itu.
Kulitnya masih merah dengan rambut tipis yang mulai tumbuh di atas kepala bayi laki-laki itu. Namun, tak cuma popok, di beberapa bagian tubuh bayi itu terpasang sejumlah selang peralatan medis di rumah sakit tersebut. Hasil diagnosa dokter, bayi Cahyo mengalami kebocoran usus.
Hari ini genap satu bulan bayi Cahyo terbaring di RS Husada. Ayahnya adalah Jamroni (34), seorang pekerja serabutan dan kuli bangunan, serta ibunya Warmiyati (33), buruh cuci dan gosok.
Menurut Jamroni, anak bungsunya dari dua bersaudara itu mulanya terlihat normal, saat lahir melalui persalinan sesar di sebuah rumah sakit bersalin di Kramatjati, Jakarta Timur. Akan tetapi, hari kedua bayi Cahyo mulai menggigil. Hari ketiga berselang, anaknya mengalami muntah-muntah berwarna kehijauan.
"Awalnya itu dikira sisa air ketuban," kata Jamroni didampingi istrinya, saat ditemui Kompas.com di RS Husada, Jalan Mangga Besar, Jakarta Pusat, Jumat siang.
Orangtua kemudian membawa ke sebuah rumah sakit di kawasan Cawang. Di sana, bayi Cahyo didiagnosis mengalami penyempitan usus.
Sang bayi kemudian dirujuk ke RS Husada untuk mendapat penanganan lebih intensif. Jamroni mengatakan, setelah melalui pengecekan dokter, bayi Cahyo ternyata mengalami kebocoran usus.
Tindakan operasi dilakukan terhadap bayi Cahyo. Pasca-operasi, kondisi bayi Cahyo masih belum stabil. Masih sering muntah berwarna hijau. ASI tetap diberikan kepada sang bayi, namun dengan cara dipompa masukan ke selang.
Dua minggu berselang ditemukan ada suatu bentuk penyumbatan pada usus besar yang terjadi akibat lemahnya pergerakan usus karena sebagian dari usus besar tidak memiliki saraf yang mengendalikan kontraksi ototnya.
Bayi Cahyo mengalami kelainan Hirschsprung terjadi karena adanya permasalahan pada persarafan usus besar paling bawah, mulai anus hingga usus di atasnya. Kelainan ini akan membuat BAB bayi tidak normal.
Pada 7 Juni kemarin, bayi Cahyo kembali menjalani operasi kedua, yakni untuk membuat lubang pembuangan di dinding perut dengan cara memotong usus besar (colon) membentuk stoma. Stoma digunakan sebagai lubang pembuangan pengganti anus bagi pasien yang mengalami gangguan pada area rectum dan sekitarnya.
Ayah bayi Cahyo yang berasal dari Pati, Jawa Tengah itu, mengaku belum tahu kapan diharapkan anaknya bisa sembuh.
Orangtua pasrah kepada Yang Maha Kuasa, untuk kesembuhan anaknya.
"Kalau masalah kesembuhan rahasia Ilahi, dokternya sudah diusahin, kita cuma berdoa saja. Mudah-mudahan bisa sembuh," kata Warmiyati.
Utang Berobat Biaya berobat anaknya tak sedikit. Jamroni mengaku, mengutang sana-sini mulanya untuk membayari pengobatan. Utang ke berbagai pihak itu kisarannya sudah mencapai Rp 35 jutaan.
Para tetangga juga membantu menyumbang seadanya. Anaknya masuk RS Husada melalui jalur umum. Belakangan ia baru memiliki BPJS belum lama ini. Tapi, kartu jaminan kesehatan itu belum bisa digunakan.
"BPJS sudah jadi baru tapi belum bisa dipakai. Kurang tahu juga," ujar Jamroni.
Jamroni sangat membutuhkan uluran tangan berbagai pihak untuk bantuan biaya berobat anaknya. Maklum pekerjaanya hanya buruh serabutan biasa.
"Harapannya kalau ada yang namanya rezeki, saya minta tolong kalau bisa untuk kesembuhan anak saya," ujarnya.
Didampingi
Belakangan, keluarga ini mendapat pendampingan dari sebuah komunitas sosial. Namanya 3 Little Angels (3LA). Komunitas ini mendampingi pasangan tersebut mencari penggalangan dana.
Menurut Greaty, voulenteer 3LA, saat ini donasi yang sudah terkumpul mencapai Rp 52.820.111. Pengeluaran sementara, biaya di RS Husada dan obat-obatan lain bagi bayi Cahyo mencapai Rp 23 juta.
"Kami masih menerima bantuan bagi bayi Cahyo, yang akan digunakan untuk perawatannya," ujar Greaty.
Greaty menunjukan sebuah buktik pembayaran RS Husada Rp 20 juta, yang telah dibayarkan. Ia mengatakan, donasi akan dikumpulkan mulai 8 Juni - 18 Juni 2016.
"Orangtuanya kebetulan tidak memiliki rekening. Kami akan bantu setelah itu untuk buatkan rekening sendiri, supaya selanjutnya bantuan bisa langsung diamanahkan ke orangtuanya," ujar Greaty.
Adapun pasangan Jamroni mengatakan, biaya rumah sakit yang dibutuhkan sampai saat ini Rp 80 juta. Donasi bisa disalurkan melalui 3 Little Angels, ke nomor rekening BCA 8310041476 atas nama Ratna Dewi H. Jamroni juga mempersilakan jika ada yang mau menemuinya di rumah sakit untuk memberikan bantuan biaya pengobatan anaknya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.