Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LPSK Prediksi Permohonan Perlindungan Saksi Korban Tahun Ini Akan Meningkat

Kompas.com - 22/06/2016, 21:59 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menilai tahun ini permohonan layanan perlindungan saksi dan korban akan meningkat dibanding tahun sebelumnya. Sebab permohonan perlindungan saksi dan korban tahun untuk semester pertama atau setengah tahun ini sudah mencapai 956 orang, sedangkan tahun lalu dalam setahun jumlahnya 1.671 orang.

Hal ini disampaikan Ketua LPSK Abdul Haris Semendawai, di kantor LPSK Jalan Raya Bogor, Jakarta Timur, Rabu (22/6/2016).

"Potensinya malah naik, tahun lalu itu setahun 1.671, kalau lihat itu sekarang saja sudah 900 lebih dalam setengah tahun. Jadi ada potensi lebih banyak dari tahun lalu," kata Haris.

Namun, dari jumlah 956 permohonan perlindungan saksi tahun ini, ada 774 yang telah diputus, dengan di antaranya 262 permohonan ditolak, 489 diterima, 18 direkomendasi, dan 5 diberikan santunan.

Sementara ada 182 permohonan perlindungan saksi dan korban yang belum diputus dalam rapat paripurna. Mengenai permohonan yang diputus ditolak, menurutnya karena beberapa hal misalnya bukan kasus tindak pidana, atau setelah mengajukan tapi kehilangan kontak dengan korban, atau karena kasusnya ternyata telah selesai.

Adapun dari jenis kasusnya, LPSK menyatakan, pengajuan permohonan perlindungan saksi dan korban atas kasus pelanggaran HAM berat menempati jumlah terbanyak, yakni 400 orang dari total 956 pemohon pada semester pertama tahun ini.

Tindak pidana lain menempati posisi kedua, yakni 335 orang, berikutnya kasus korupsi 71 orang, tindak pidana perdagangan orang (TPPO) 57 orang, kasus kekerasan seksual 31 orang dan lainnya.

Daerah dengan pemohon paling banyak yakni Jawa Tengah, mencapai 347, kedua Jawa Timur 344, Jawa Barat 65, dan DKI Jakarta 53, dan lainnya. Wakil Ketua LPSK Lies Sulistiani mengatakan, untuk DKI Jakarta permohonan perlindungan saksi dan korban terbanyak yakni datang dari kasus korupsi.

"Terkait dengan di Jakarta grafik yang ada jumlah secara keseluruhan sampai Juni tahun ini ada 53 permohonan. Tapi tidak dipetakan lagi berapa jumlah masing-masing jenis tindak pidananya. Hanya, permohonan terbanyak kasus korupsi, kedua TPPO, dan kekerasan seksual menempati rangking ketiga dari jenis kasusnya," ujar Lies. (Baca: LPSK: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Banyak yang Terbengkalai)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com