Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengumpul Ranjau Paku Dibentak dan Diusir Orang Tak Dikenal di "Flyover" Roxy

Kompas.com - 23/06/2016, 11:16 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Sejumlah anggota relawan ranjau paku yang tergabung dalam komunitas Saber (Sapu Bersih) dibentak dan diusir oleh orang tak dikenal saat sedang mengumpulkan ranjau paku di flyover ITC Roxy Mas, Jakarta, Rabu (22/6/2016) pagi. Orang yang membentak dan menghalangi pekerjaan anggota Saber itu mengaku sebagai aparat.

"Kami diusir dengan alasan anggota Saber yang sedang menyapu ranjau paku bikin macet jalan. Orang itu membentak dan mengancam akan menghajar kami jika masih ngumpulin ranjau paku," kata pendiri komunitas Saber, Abdul Rohim, kepada Kompas.com, Kamis (23/6/2016).

Orang tak dikenal itu disebut Rohim mengenakan jaket jeans dengan celana panjang hitam serta sandal jepit berwarna hitam. Pelat nomor pada sepeda motor orang tersebut juga hanya dipasang di bagian depan.

Ketika mendatangi anggota Saber, sepeda motornya ditaruh agak jauh sehingga hanya terlihat bagian belakang tanpa pelat nomor. Ketika diajak bicara baik-baik, orang ini tetap meminta anggota Saber pergi dan tidak mengumpulkan ranjau paku lagi.

Orang tak dikenal itu bahkan sampai menutup jalur bus transjakarta sehingga bus sempat tertahan selama beberapa saat.

"Kami tetap tidak mau pergi, sudah setiap pagi kami ngumpulin ranjau paku, tidak ada keluhan. Kami juga bagi-bagi tugas, ada yang ngumpulin paku, ada yang ngatur arus lalu lintas. Enggak lama, dia semakin emosi," tutur Rohim.

Orang tak dikenal ini pun memaksa anggota Saber ikut ke pos polisi terdekat. Ajakan itu tidak digubris oleh anggota Saber. Ketika cekcok masih terjadi, salah satu anggota Saber berusaha memfoto wajah orang itu dan sepeda motornya.

"Dia langsung menghindar terus nutupin mukanya. Pengendara sepeda motor yang lagi di jalan sampai turun samperin kami. Enggak lama, orang itu pergi sendiri," ujar Rohim.

Adapun peristiwa itu terjadi sekitar pukul 06.30 WIB. Berdasarkan pengalaman anggota Saber, mereka mengumpulkan ranjau paku pagi hari sebelum pukul 07.00 WIB karena arus lalu lintas saat itu belum terlalu padat.

Rohim menduga, orang yang memarahi mereka merupakan bagian dari kelompok oknum tukang tambal ban yang sering menyebar ranjau paku. Selama bulan puasa ini, ranjau paku diakui Rohim memang lebih banyak dari hari biasanya.

Kompas TV Harapan Warga di Ultah Jakarta ke-489
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com