Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eks Pegawai GTJ Senang Bantargebang Dikelola Dinas Kebersihan DKI

Kompas.com - 24/07/2016, 20:42 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Swakelola Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang di Bekasi oleh Dinas Kebersihan DKI Jakarta ditanggapi positif oleh sejumlah mantan pegawai PT Godang Tua Jaya (GTJ), perusahaan yang sebelumnya mengelola TPST Bantargebang.

Rhoni misalnya, wanita berusia 42 tahun yang telah bekerja cukup lama sebagai pekerja di pabrik kompos milik PT GTJ menyebut jika dia bersyukur Pemprov mengambil alih Bantargebang.

Rhoni senang karena Dinas Kebersihan berjanji akan merekrut para mantan pegawai PT GTJ untuk dijadikan pekerja harian lepas (PHL) di Dinas Kebersihan DKI. Ini berarti pendapatannya akan sama dengan UMP DKI sebesar Rp 3,1 juta. Karena selama bekerja di PT GTJ, upahnya tidak lebih dari Rp 1 juta.

Menurut Rhoni, dirinya dalam sehari dibayar Rp 32.000 oleh PT GTJ dengan target 40 lori kompos.  Artinya, dia bisa mendapatkan upah sebesar Rp 960.000 per bulan dengan syarat bekerja setiap hari tanpa libur.

"Alhamdulillah, diambil saja DKI. Pengen ngerasain juga dapat Rp 3 jutaan mas, he he he," ujar Rhoni saat ditemui Kompas.com di TPST Bantargebang, Minggu (24/7/2016).

Sebelumnya, Rhoni dan sejumlah pegawai PT GTJ lainnya khawatir karena swakelola tersebut, Pemprov DKI tidak akan memakai jasa mereka lagi.

Rhoni mengaku, bekerja di pabrik kompos merupakan salah satu sumber pendapatan keluarganya.

Selain upah yang kecil, Rhoni mengaku, sulit untuk mendapatkan kenaikan upah. "Kemarin minta naik Rp 5.000 aja susah banget mas, cuma naikin upah segitu aja," ujar dia.

Rhoni dan sejumlah pekerja lainnya mulai bekerja dari pagi hingga sore hari.

Tak hanya Rhoni, Sema (44) yang telah bekerja selama setahun di pabrik kompos PT GTJ mengaku gembira mendengan kabar dirinya akan menjadi PHL. Ini karena biaya sekolah anak-anaknya juga didapatkan dari menjadi pekerja di pabrik kompos PT GTJ.

Selain itu, dirinya juga gembira karena Dinas Kebersihan akan memberikan jaminan kesehatan berupa BPJS Kesehatan untuk dia dan keluarganya. Sema mengatakan, saat menjadi pegawai GTJ, tidak pernah merasakan jaminan kesehatan.

"Egggak ada jaminan apa-apa. Ya kalau sakit berobat, begitu saja," ujar Sema.

Begitu juga dengan Yanti yang mengaku lebih suka jika Pemprov mengambilalih TPST Bantargebang. "Pokoknya senang kayak yang lain he he he," ujar Yanti.

Pada Selasa (19/7/2016), Dinas Kebersihan DKI Jakarta resmi memutus kontrak pengelolaan TPST Bantargebang dengan PT Godang Tua Jaya (GTJ) dan mitranya, Navigat Organic Energy Indonesia (NOEI).

Sejak diambil alih, Dinas Kebersihan terus berbenah dengan menambah sejumlah alat berat dan truk. Hingga akhir tahun ini, Dinas kebersihan akan menambah 91 truk sampah compactor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com