Operasi gabungan penertiban tersebut berkesan menunjukkan bahwa para aparat itu "kini" ada dan kompak.
Saat itu, Wali Kota Bogor Bima Arya dan Komandan Korem 061/Suryakancana banyak terlihat berjalan beriringan mengawasi dan membantu aparat gabungan menertibkan PKL yang menguasai badan jalan.
Sampai Rabu (27/7), tenda peleton milik Satpol PP masih berdiri di badan jalan depan Pasar Kebon Kembang. Beberapa petugas, yang ditanya sampai kapan bertugas "mengawal" kawasan itu, hanya menjawab, bergantung pada pimpinan.
Penertiban PKL di kawasan itu pada 2015 hanya dilaksanakan Satpol PP. Saat itu, tenda peleton sejenis dibakar massa. Tidak ada proses hukum atas kasus itu meski aparat Satpol PP melaporkannya kepada polisi.
Tempat relokasi
Pada penertiban kali ini, tiap-tiap pihak tampaknya belajar dari pengalaman terdahulu. "Kami mah tahu diri. Jadi, PKL mau dagang, bukan mau ribut," kata Supandi, seorang PKL di depan sebuah toko kelontong, di Jalan Salamun. Dagangannya di dalam peti kayu ditaruh di pinggir gang samping toko itu.
Koordinator Paguyuban PKL Pasar Kebon Kembang Kojek alias Ibrahim Sulaeman (51) mengatakan, para PKL dengan anggota berjumlah 260 orang siap ditertibkan dan ditata, bahkan direlokasi.
"Yang jadi soal, sampai hari ini kami tidak pernah tahu akan direlokasi di mana," katanya.
Abah alias Samsul Rizal Effendi (66), pengurus paguyuban, menambahkan, PKL itu intinya mau dagang dengan aman dan untung. "Ke mana saja dipindahkan, siap. Ke Gunung Salak juga mau asalkan ada jaminan aman dan bisa sejahtera dengan usaha sendiri. PKL kami itu tidak minta duit pemerintah," katanya.
Lian Lubis (42), sekretaris paguyuban, menuturkan, PKL di kawasan Pasar Kebon Kembang sudah sering kali kena penertiban. Tahun 2003, PKL di trotoar di depan pasar dan toserba diberesi dan habis dari situ.
"Ternyata sampai sekarang di bekas area PKL itu dijadikan lahan parkir motor. PKL juga pernah dipindahkan ke jalan di seberang rel kereta api itu. Tidak sanggup, banyak yang bangkrut. Hanya bertahan tiga bulan, kami pindah ke sini lagi," katanya.
Akar masalah
Bima Arya mengemukakan, pihaknya kembali melakukan penataan kawasan Pasar Kebon Kembang agar kawasan ini tertib dan nyaman. "Alhamdulillah, kami dapat dukungan penuh dari TNI dan Polri. Tekad kami adalah memberantas sampai ke akar-akarnya," tuturnya.
Ia memastikan penertiban PKL dan pelantikan tiga pejabat di kawasan yang semrawut itu tidak hanya seremonial, tetapi ingin memastikan semua pejabat mau dan berani melihat ke lapangan dan permasalahannya.
"Kalau ada aktor-aktor yang membuat persoalan penataan kawasan ini jadi rumit, ada beking-bekingandari jajaran Pemkot atau instansi lain akan kami berantas. Saya tidak ragu memberikan sanksi kepada jajaran kami jika terlibat dalam beking-bekingan itu. Saya sudah dapat komitmen kuat dari para komandan tentara dan polisi untuk tegas," papar Bima.