Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi Polisi yang Tuangkan Kopi Tak Hadir, Sidang Jessica Tetap Dilanjutkan

Kompas.com - 03/08/2016, 12:00 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Saksi polisi bernama Nugroho dari Polsek Metro Tanah Abang yang menuangkan kopi pembanding dari gelas ke dalam botol tidak bisa hadir dalam sidang lanjutan kasus kematian Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (3/8/2016).

Nugroho tidak hadir karena sakit.

"Saksi Nugroho ternyata hari ini sakit sehingga belum bisa dipanggil untuk didengar sebagai saksi. Tetapi penuntut umum telah menghadirkan dua orang ahli," kata Ketua Majelis Hakim Kisworo di dalam persidangan.

Jessica dituduh telah membunuh Mirna dengan memasukan racun sianida dalam gelas es kopi vietnam yang diminum Mirna ketika mereka bertemu di kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, pada 6 Januari 2016.

Dalam penyelidikan kasus itu, selain mengamankan sisa kopi yang sempat diminum Mirna, yang belakangan disebut mengandung sianida, polisi juga meminta minta pihak kafe Oliver membuat es kopi pembanding, yang dipastikan tanpa sianida.

Kuasa hukum Jessica, Otto Hasibuan, sempat keberatan karena pemeriksaan saksi fakta belum selesai tetapi jaksa sudah menghadirkan saksi ahli kedokteran forensik dan saksi ahli toksikologi forensik.

"Yang Mulia, sesuai persidangan, kita tidak mungkin menanyakan saksi ahli sebelum menyelesaikan saksi fakta. Nanti mundur. Jadi kita harus selesaikan dulu saksi fakta," kata Otto.

Jaksa menanggapi bahwa keberatan Otto tidak beralasan hukum karena yang dipersoalkan dari keterangan saksi polisi adalah soal penuangan kopi pembanding, bukan kopi bersianida yang diminum Mirna.

Selain itu, keterangan saksi fakta juga dinilai telah cukup untuk mendengarkan keterangan ahli.

Majelis hakim akhirnya memutuskan sidang tetap dilanjutkan dan mencatat keberatan kuasa hukum Jessica.

"Karena saksi belum hadir tetapi hari ini didatangkan ahli, maka ahli akan kita periksa. Keterangan saksi fakta tidak menghalangi ahli untuk berpendapat karena ahli diminta untuk mengatakan pendapat, sementara saksi diminta untuk mengatakan keterangan yang dia lihat, dengar," ucap Kisworo.

"Catatan untuk penuntut umum, untuk persidangan selanjutnya menghadirkan saksi polisi. Keberatan penasehat hukum dicatat dalam berita acara," lanjut hakim.

Sidang pun dilanjutkan dengan mendengarkan saksi ahli. Saat ini majelis hakim tengah mendengarkan keterangan saksi dokter ahli forensik, Slamet Purnomo, yang mengotopsi Mirna.

Mirna meninggal setelah minum kopi vietnam yang dipesan Jessica di kafe Olivier, Grand Indonesia, pada 6 Januari 2016. JPU mendakwa Jessica dengan tuduhan telah melakukan pembunuhan berencana dalam kasus itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Besi Ribar Jatuh ke Rel, MRT Jakarta: Struktur Crane Dibangun Tanpa Koordinasi

Besi Ribar Jatuh ke Rel, MRT Jakarta: Struktur Crane Dibangun Tanpa Koordinasi

Megapolitan
Relawan: Ada 7 Partai yang Mendekati Sudirman Said untuk Maju di Pilkada DKI 2024

Relawan: Ada 7 Partai yang Mendekati Sudirman Said untuk Maju di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Cerita Olivina Dengar Suara Drone Saat Berkomunikasi dengan Temannya di Rafah Palestina

Cerita Olivina Dengar Suara Drone Saat Berkomunikasi dengan Temannya di Rafah Palestina

Megapolitan
Massa Sempat Cekcok dengan Polisi Usai Kibarkan Bendera Palestina di Depan Kedubes AS

Massa Sempat Cekcok dengan Polisi Usai Kibarkan Bendera Palestina di Depan Kedubes AS

Megapolitan
Massa di Depan Kedubes AS Mulai Bubar, Lampu Jalan Padam

Massa di Depan Kedubes AS Mulai Bubar, Lampu Jalan Padam

Megapolitan
Material Besi Jatuh di Stasiun MRT ASEAN dan Blok M, Hutama Karya Gerak Cepat Lakukan Evakuasi

Material Besi Jatuh di Stasiun MRT ASEAN dan Blok M, Hutama Karya Gerak Cepat Lakukan Evakuasi

Megapolitan
DPW PKS Masih Menunggu Keputusan DPP untuk Usung Anies di Pilkada DKI 2024

DPW PKS Masih Menunggu Keputusan DPP untuk Usung Anies di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Angka Kematian Penyakit Jantung di Bogor Meningkat Tiap Tahun

Angka Kematian Penyakit Jantung di Bogor Meningkat Tiap Tahun

Megapolitan
'Jika Kaesang Maju Pilkada Jakarta, Pertama dalam Sejarah Politik Indonesia Ketua Umum Partai Berlaga di Pilkada'

"Jika Kaesang Maju Pilkada Jakarta, Pertama dalam Sejarah Politik Indonesia Ketua Umum Partai Berlaga di Pilkada"

Megapolitan
Relawan Anies Gelar Konsolidasi Usung Sudirman Said di Pilkada Jakarta

Relawan Anies Gelar Konsolidasi Usung Sudirman Said di Pilkada Jakarta

Megapolitan
Partai Garuda Buka Rekrutmen Bakal Calon Kepala Daerah Se-Indonesia

Partai Garuda Buka Rekrutmen Bakal Calon Kepala Daerah Se-Indonesia

Megapolitan
Unjuk Rasa di Depan Kedubes AS, Olivina: Evakuasi Teman Saya di Rafah!

Unjuk Rasa di Depan Kedubes AS, Olivina: Evakuasi Teman Saya di Rafah!

Megapolitan
Video Porno Anak yang Dijual di Telegram Berasal dari Indonesia dan Luar Negeri

Video Porno Anak yang Dijual di Telegram Berasal dari Indonesia dan Luar Negeri

Megapolitan
MRT Jakarta Minta Maaf Usai Insiden Jatuhnya Besi Ribar Kejagung ke Lintasan Rel

MRT Jakarta Minta Maaf Usai Insiden Jatuhnya Besi Ribar Kejagung ke Lintasan Rel

Megapolitan
Terbongkarnya Penjualan Video Porno Anak di Telegram, Pelaku Edarkan Ribuan Video dan Raup Ratusan Juta Rupiah

Terbongkarnya Penjualan Video Porno Anak di Telegram, Pelaku Edarkan Ribuan Video dan Raup Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com