Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Kalau Saya Dicalonkan Harus Masuk Partai, Saya Bilang Enggak Bisa!

Kompas.com - 10/08/2016, 13:05 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menceritakan rekam jejaknya selama berkarier di dunia politik. Dari rekam jejak itu, ia menyebut dirinya bukanlah orang yang mudah dikendalikan partai politik.

Pernyataan itu disampaikannya menanggapi adanya anggapan bahwa ia akan diatur partai politik, pasca-keputusannya maju ke Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017 melalui jalur partai politik.

"Kalau kamu lihat orang itu lihat karakternya. Saya ini sudah tiga kali gabung di partai. Pernah enggak partai ngatur saya," ujar Ahok di Balai Kota, Rabu (10/8/2016).

Ahok memulai ceritanya dari saat ia masih menjadi anggota DPRD hingga Bupati di Kabupaten Belitung Timur. Saat itu, ia tergabung di Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PIB).

Di partai tersebut, Ahok mengaku pernah bersitegang dengan sesama kader partai.

"Saya dulu mau ribut sama Wasekjen, sampai banting-banting, pukul meja," ujar Ahok.

Meski bersitegang dengan sesama kader, Ahok menyebut petinggi Partai PIB tidak berani mengeluarkannya. Sampai akhirnya ia yang memutuskan keluar dan melanjutkan karier politiknya di Partai Golkar.

Di partai berlambang pohon beringin itu, Ahok pernah menjadi anggota DPR RI. Namun, keanggotaannya di Golkar berakhir saat ia memutuskan ingin maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2012 sebagai pendamping calon gubernur yang diusung PDI-P dan Gerindra, Joko Widodo.

"(Petinggi partai) bilang kalau kamu calon ke DKI, kita pecat. Saya bilang, pecat aja. Berhenti saya," ucap Ahok.

Selepas dari Golkar, Ahok bergabung di Gerindra. Namun, ia memutuskan keluar saat partai berlambang burung garuda itu memutuskan mendukung kepala daerah dipilih oleh anggota DPRD.

Atas dasar itu, Ahok menegaskan bahwa dirinya bukan orang yang bisa diatur-atur partai. Termasuk saat PDI-P mewajibkannya mendaftar ke proses penjaringan jika ingin diusung menjadi calon gubernur.

"Hari ini orang minta kalau saya mau ikut dicalonkan mesti masuk partai. Saya bilang enggak bisa," ucap Ahok.

Ahok sudah memutuskan akan maju Pilkada 2017 melalui jalur parpol. Ada tiga partai yang menjadi pengusungnya, yakni Hanura, Golkar, dan Nasdem.

Kompas TV Golkar Tak Gentar Hadapi Koalisi 7 Parpol
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dinas KPKP DKI Jakarta Periksa 79.786 Hewan Kurban, Seluruhnya Dinyatakan Sehat

Dinas KPKP DKI Jakarta Periksa 79.786 Hewan Kurban, Seluruhnya Dinyatakan Sehat

Megapolitan
Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Megapolitan
Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Ini, Warga: Perbedaan Hal Biasa

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Ini, Warga: Perbedaan Hal Biasa

Megapolitan
Anies-Sandiaga Tak Berencana Duet Kembali pada Pilkada Jakarta

Anies-Sandiaga Tak Berencana Duet Kembali pada Pilkada Jakarta

Megapolitan
Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Megapolitan
Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Momen Anies Salami Jusuf Kalla Sambil Membungkuk dan Hormat ke Sandiaga Sebelum Nobar Film 'Lafran'

Momen Anies Salami Jusuf Kalla Sambil Membungkuk dan Hormat ke Sandiaga Sebelum Nobar Film "Lafran"

Megapolitan
Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Megapolitan
Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Megapolitan
10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

Megapolitan
Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com