Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Sekjen DPP PDI-P soal Kesalahpahaman Ahok dan Risma

Kompas.com - 17/08/2016, 15:09 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai, kesalahpahaman antara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini hanya masalah komunikasi politik.

"Itu lebih dikarenakan karena proses komunikasi politik. Kami mendorong proses komunikasi politik yang lebih baik," kata Hasto, Rabu, (17/8/2016), di kantor DPP PDI Perjuangan, di Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan

Hasto tidak panjang lebar membahas hal tersebut. Namun, kata Hasto, DPP PDI Perjuangan terus menyiapkan calon pemimpin untuk Pilkada DKI Jakarta 2017.

(Baca juga: Datangi DPP PDI-P, Djarot Bantah Ada Deklarasi dengan Ahok)

Hasto menyebut nama Wakil Gubernur DKI Jakarta yang juga kader PDI Djarot Saiful Hidayat, sebagai calon pemimpin selain Risma. 

"Dan kepala daerah lain yang terbukti mampu menjalankan platform pemerintahan partai sehingga PDI memberikan apresiasi terhadap kerja keras seluruh kepala daerah dari PDI Perjuangan. Merekalah yang berprestasi karena dukungan rakyat dan mendapat kesempatan untuk penugasan lebih lanjut," ujar Hasto.

Ahok sempat melontarkan pernyataan yang dianggap menyinggung Risma pada Kamis (11/8/2016) lalu. Ahok ketika itu dianggap membandingkan antara Surabaya dan Jakarta Selatan.

Risma tersinggung karena Basuki menyebut Surabaya setara dengan Jakarta Selatan.  Risma mengaku memang harus bicara karena Ahok dinilai kerap membanding-bandingkan pembangunan di Jakarta dengan Surabaya.

Menurut Risma, dia berbicara seperti itu sebelum warga Surabaya tersinggung dan melakukan sesuatu terkait ucapan Ahok. 

(Baca juga: Kesalahpahaman Antara Ahok dan Risma yang Berbuntut Panjang)

Namun, Ahok bingung Risma bisa semarah itu. Dia merasa ada media yang salah kutip dan tidak utuh memberitakan pernyataannya terkait Surabaya.

Ahok pun merasa di adu domba.  Ahok mengatakan tak pernah membandingkan luas Surabaya dengan DKI Jakarta.

Menurut dia, maksud membandingkan Surabaya dengan Jakarta Selatan karena sama-sama merupakan pemerintahan kota sehingga tidak pas jika pembangunan di Jakarta dibandingkan dengan Surabaya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com