Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikan Aligator Ditemukan di Tengah Banjir Kawasan Pondok Labu

Kompas.com - 29/08/2016, 21:15 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ikan spesies invasif karnivora, aligator, ditemukan di tengah banjir yang melanda kawasan Gang Melati, Kelurahan Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan pada dua pekan lalu.

Ikan asal Amerika dan Meksiko itu kemudian ditampung di sebuah kolam milik warga.

Tampak ikan berkepala mirip buaya yang ditemukan warga itu lebih kurang panjangnya 0,5 meter dengan warna abu-abu keperak-perakan.

Ikan ini diperlihatkan warga Gang Melati kepada Jurnalis KompasTV, Aiman Witjaksono, dalam acara bertajuk “Waspada di Selatan Jakarta” yang disiarkan KompasTV pada Senin (29/8/2016) malam.

“Wah ini kalau gigit tangan, bisa putus,” kata seorang warga yang menemukan ikan tersebut.

(Baca juga: Dinding Rumah Warga Roboh dan Perabot Hayut akibat Banjir di Pondok Labu)

Kepada warga itu, Aiman berpesan agar temuan ikan aligator ini dilaporkan kepada lurah setempat.

Seperti namanya, bagian kepala ikan aligator mirip kepala buaya. Ikan yang bisa mencapai panjang 3 meter atau lebih itu bersifat karnivora, atau memakan ikan lain.

Ikan ini termasuk yang dilarang masuk ke Indonesia. Di alam, keberadaan fauna invasif seperti ikan aligator ini berdampak pendek dan panjang pada ekosistem.

Dalam jangka pendek, flora-fauna asli akan berkurang, sedangkan dampak panjangnya adalah kepunahan tanpa sempat memanfaatkan keanekaragaman hayati.

Banjir yang menelan korban jiwa

Pada dua pekan lalu, kawasan Pondok Labu terendam banjir akibat meluapnya Kali Krukut. Banjir kali ini menelan seorang korban jiwa.

Adalah Dursen (66), warga setempat, yang ditemukan tewas karena tertimbun bebatuan longsor di tepi aliran kali.

(Baca juga: Satu Orang Tewas Tertimbun Longsor di Pondok Labu)

Banjir kembali terjadi di kawasan Pondok Labu pada pekan lalu. Hujan deras yang mengguyur wilayah Jakarta Selatan sejak Sabtu (17/8/2016) siang hingga sore hari membuat Jalan Margasatwa, Gang Melati II, RT 08 dan 09, RW 02, Kelurahan Pondok Labu, Cilandak, terendam air setinggi 1,5 meter.

Menurut warga, banjir di kawasan tempat tinggalnya itu merupakan imbas dari amblasnya beronjong saluran PHB Pinang Kali Jati yang bermuara ke Kali Krukut di Gang Melati II.

(Baca juga: Pondok Labu Banjir Lagi, 100-an Warga Mengungsi )

Kepada Aiman, seorang warga, Gimin, mengatakan bahwa ketinggian air yang merendam permukiman saat banjir di Gang Melati pada dua pekan lalu mencapai dada orang dewasa.

Hingga sepekan lebih setelah banjir itu, Gimin mengatakan bahwa banyak warga yang belum membereskan perabotan rumahnya karena takut banjir akan datang lagi.

“Seminggu ini rumah masih basah, kasur masih basah, jadi tidur di lantai saja,” kata Gimin.

Ia pun berharap ada bantuan nyata dari pemerintah untuk segera menangani banjir di kawasan Pondok Labu.

Kompas TV Korban Banjir Pondok Labu Kembali ke Rumah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com