Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Saefullah Jadi "Ancaman" bagi Ahok...

Kompas.com - 06/09/2016, 08:37 WIB
Jessi Carina

Penulis

Kompas TV Ahok: DPRD Tidak Mau Paripurna

Jadi ancaman

Bukan hanya itu, Ahok bahkan terlibat debat dengan Kuasa Hukum Sanusi Maqdir Ismail. Awalnya, Maqdir meminta kepada Majelis Hakim untuk mempertemukan Taufik, Ahok, dan Saefullah dalam satu sidang. Hal ini untuk mengkonfronrasi keterangan mereka yang berlawanan.

Taufik menyebut Ahok sudah setuju dengan tambahan kontribusi sebesar 15 persen. Persetujuan itu terjadi ketika Taufik menyodorkan tabel simulasi kepada Ahok di ruang VIP, Gedung DPRD DKI. Namun, Ahok membantahnya dan menuding Taufik sudah memfitnah dia.

Saefullah disebut-sebut hadir dalam pertemuan informal di ruang VIP Gedung DPRD DKI yang dimaksud Taufik. Sehingga Maqdir juga ingin Saefullah dihadirkan. Hal ini tidak disetujui oleh Ahok. Ahok ingin tidak hanya dua orang itu saja, melainkan juga seluruh anggota Balegda lain.

"Saya pikir semua Balegda harus ikut," ujar Ahok.

Alasan Ahok pun berkaitan dengan situasi politik jelang Pilkada DKI Jakarta 2017. Ahok mengatakan hubungan antara Saefullah dengan Taufik sudah politis karena ada rencana pencalonan Saefullah. Ahok merasa terancam dan khawatir jika Saefullah dan Taufik jadi saksi bersama-sama, dia akan diserang.

"Karena kemarin mereka baru berkumpul menggolkan gubernur Betawi loh. Enggak bisa ini. Sudah jelas-jelas mau jadi gubernur kok, mau nusuk saya kok," ujar Ahok.

Maqdir sempat menyampaikan keberatannya. Menurut dia, pemanggilannya tidak berkaitan dengan permasalahan politik Pilkada DKI. Maqdir mengatakan alasannya meminta orang-orang tersebut untuk dihadirkan adalah agar tidak terjadi fitnah.

"Pak, faktanya anggota DPRD itu orang politik. Termasuk yang Anda bela itu orang politik. Kalau Anda kasih dua orang yang ada kemungkinan fitnah saya, ya saya minta semuanya saja hadir dong," ujar Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com