Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Taufik hingga Pengembang Reklamasi Dekati Heru agar Bisa Merayu Ahok

Kompas.com - 20/09/2016, 07:38 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Keterlibatan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah DKI Heru Budi Hartono dalam kasus dugaan suap reklamasi seharusnya tidak terjadi. Hal ini karena BPKAD tidak berkaitan langsung dengan pembahasan raperda.

Adapun pihak eksekutif yang berkaitan langsung dengan pembahasan Raperda Reklamasi ini adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Namun, Heru seolah menjadi "gula manis". Dia didekati beberapa pihak yang hendak membicarakan masalah kontribusi tambahan 15 persen dalam raperda.

Kemarin, Heru menceritakannya ketika menjadi saksi dalam persidangan kasus ini dengan terdakwa mantan anggota DPRD DKI, Mohamad Sanusi, di Pengadilan Tipikor, Jalan Bungur Besar Raya, Senin (19/9/2016).

Heru mengaku pernah bertemu secara pribadi dengan salah satu pihak pengembang proyek reklamasi. Heru bertemu dengan Direktur Utama PT Kapuk Naga Indah, Budi Nirwono, di sebuah kafe dalam hotel bintang lima di Jakarta Selatan dan berbicara soal kontribusi tambahan dalam Raperda Reklamasi.

"Dia menyampaikan bahwa, Pak ini pembahasan Raperda Reklamasi belum selesai-selesai," kata Heru.

"Saya sampaikan itu bukan domain saya. Kalau keberatan, silahkan komunikasi dengan Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah)," ujar Heru.

Selain itu, Heru mengaku juga pernah beberapa kali diajak berbicara soal kontribusi tambahan 15 persen oleh Ketua Balegda DPRD DKI Mohamad Taufik. Padahal, Heru berada di BPKAD yang tidak memiliki kaitan dengan pembahasan Raperda Reklamasi.

"Saya sampaikan kepada Pak Taufik bahwa saya enggak pernah ikut secara detail masalah itu," ujar Heru.

Heru menjelaskan kepada hakim bahwa Taufik juga pernah mengirimkan SMS mengenai hal yang sama. Dia juga pernah bertemu satu kali di Hotel Grand Hyatt. Saat itu, Heru bertemu dengan Taufik dan Sanusi.

Heru mengatakan, dia tidak bisa menolak semua upaya komunikasi yang dijalin Taufik kepadanya. Sebab, posisi Taufik adalah pimpinan DPRD DKI yang hubungannya harus terus terjalin baik dengan eksekutif.

Diminta rayu Ahok

Heru mengatakan, dua pihak yang mengajaknya bertemu itu meminta dia untuk menyampaikan keluh kesah mereka kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Budi Nirwono tidak hanya sekadar mengeluhkan raperda yang tidak kunjung selesai, tetapi juga menitipkan pesan untuk Basuki melalui Heru mengenai Raperda Reklamasi. Namun, Heru menolak dan meminta Budi untuk menulis surat kepada Bappeda atau Gubernur langsung jika ada keluhan.

"Pak Budi Nirwono sampaikan bahwa perda ini enggak selesai-selesai. Bagaimana Pak Heru? Saya sampaikan silakan ke Bappeda buat surat tertulis. Kalau perlu silakan ke Pak Gubernur menyatakan keberatan secara tertulis. Itu bukan domain saya," ujar Heru.

Hal yang sama juga dilakukan Taufik kepada Heru. Taufik meminta Heru menyampaikan kepada Basuki atau Ahok tentang kontribusi tambahan sebesar 15 persen yang lebih besar dari kontribusi inti.

Halaman:


Terkini Lainnya

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Megapolitan
Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi 'May Day'

Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi "May Day"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com