JAKARTA, KOMPAS.com — Survei yang digelar Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA menyatakan, tingkat elektabilitas dan kesukaan terhadap Gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tetap unggul dibanding calon gubernur lainnya.
Namun, peneliti senior LSI, Adjie Alfaraby, mengatakan, dari tiga kali survei, tren Ahok terus menurun.
Dari survei pada Maret 2016, lanjut Adjie, Ahok masih perkasa dengan tingkat elektabilitas 59,3 persen. Tingkat kesukaan kepada Ahok 71,3 persen.
Saat itu, survei melibatkan 10 calon gubernur, termasuk nama-nama seperti Yusril Ihza Mahendra, Tri Rismaharini, Sandiaga Uno, dan lainnya.
"Saat itu, elektabilitas Ahok sendiri tetap lebih besar dibanding 10 calon gubernur lain yang digabung menjadi satu. Total 10 kompetitor itu bahkan kalau dijumlah hanya 26,30 persen, masih jauh di bawah dukungan Ahok sendirian," kata Adjie dalam jumpa pers hasil survei LSI yang terbaru di kantor LSI di Jalan Pemuda, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (4/10/2016).
Pada survei berikutnya, yaitu pada Juli 2016, trennya turun. Elektabilitas Ahok menjadi 49,1 persen dan tingkat kesukaan menjadi 68,9 persen. Sementara itu, survei pada Oktober 2016, elektabilitas Ahok terus turun menjadi 31,4 persen dengan tingkat kesukaan 58,2 persen.
Namun, Ahok memang tetap unggul dari kandidat yang ada sekarang.
"Ia memang masih di atas Agus sebesar 22,30 persen dan Anies sebesar 20,20 persen," ujar Adjie.
Tren menurunnya elektabilitas Ahok, kata Adjie, karena empat alasan. Pertama, masalah kebijakan, misalnya kasus penggusuran di beberapa daerah di Ibu Kota, seperti Kampung Pulo, Kalijodo, dan kebijakan soal reklamasi.
Isu kedua ialah soal personalitas Ahok, yang dinilai memiliki karakter yang kasar, congkak, dan tidak konsisten. Ia, misalnya, awalnya hendak maju secara independen, tetapi kemudian berubah dengan mengambil dukungan partai.
"Ketiga, isu primodial, isu agama dan etnis," ujar Adjie.
Terakhir, adanya alternatif cagub yang dianggap fresh, yakni Anies Baswedan dan Agus Yudhoyono. Anies dianggap sosok yang punya integritas dan track record, sedangkan Agus dinilai punya prestasi baik di militer dan membawa nama sang ayah, Susilo Bambang Yudhoyono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.