Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

287 Halaman Tuntutan Jaksa Dijawab 4.000 Halaman Pleidoi Pengacara Jessica

Kompas.com - 17/10/2016, 06:52 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jaksa penuntut umum dalam sidang kasus kematian Wayan Mirna Salihin telah menuntut terdakwa Jessica Kumala Wongso dengan hukuman 20 tahun penjara. Surat tuntutan dibacakan dalam persidangan ke-27 di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Rabu (5/10/2016) lalu.

Live streaming sidang replik kasus kopi sianida, Senin (17/10/2016) mulai pukul 13.00 WIB: https://youtu.be/ZGK8fo146lU 


Jaksa menyusun surat tuntutan tersebut setebal 287 halaman yang tidak semuanya dibacakan di dalam persidangan. Dalam tuntutannya, jaksa menilai Jessica telah melanggar pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.

"Menjatuhkan pidana kepada Jessica Kumala alias Jessica Kumala Wongso alias Jess dengan pidana penjara selama 20 tahun dikurangi masa tahanan terdakwa," kata Jaksa Meylany Wuwung saat membacakan tuntutan.

Dalam surat tuntutan tersebut, jaksa membeberkan keterangan-keterangan saksi dan ahli yang pernah mereka hadirkan dalam persidangan. Berdasarkan keterangan saksi, ahli, surat, dan keterangan terdakwa yang saling berkesesuaian, jaksa menyebut telah memperoleh fakta-fakta hukum yang tidak bisa disangkal kebenarannya.

Fakta-fakta itu memenuhi tiga unsur dalam pembunuhan berencana, yakni dengan sengaja, direncanakan, dan merampas nyawa orang lain.

Jaksa kemudian meminta majelis hakim mengesampingkan keterangan-keterangan para saksi dan ahli yang dihadirkan tim kuasa hukum Jessica dan membeberkan alasan-alasannya berdasarkan analisis mereka.

Jaksa menjelaskan motif Jessica meracuni Mirna adalah sakit hati karena dinasihati soal asmara. Selain itu, jaksa mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan meringankan Jessica.

Hal yang memberatkan, perbuatan Jessica dinilai meninggalkan kepedihan mendalam bagi keluarga Mirna; perencanaan untuk menghilangkan nyawa korban dinilai dilakukan secara matang dan dengan keteguhan niat; perbuatan Jessica sangat keji karena Mirna adalah temannya sendiri; Jessica dinilai sadis karena meracuni Mirna menggunakan sianida, sehingga Mirna tersiksa terlebih dahulu sebelum dia meninggal; Jessica tidak mengakui perbuatannya dan tidak menyesal sedikit pun; dan keterangan Jessica dalam persidangan berbelit-belit dan membangun alibi untuk mengaburkan fakta dengan menyebarkan informasi yang menyesatkan.

Jaksa mengatakan, mereka tidak menemukan hal hal yang dapat meringankan Jessica.

4.000 halaman pleido

Menanggapi tuntutan jaksa, tim kuasa hukum Jessica menyiapkan pleidoi atau nota pembelaan setebal 4.000 halaman (sebelumnya disebut 3.000 halaman). Berkas tersebut terbagi menjadi dua bundel, yakni resume materi pembelaan Jessica dan lampiran transkrip sidang serta barang bukti kuasa hukum.

Jika ditumpuk, tingginya sekitar 60 cm. Berkas pleidoi difotokopi delapan eksemplar untuk diberikan kepada majelis hakim, jaksa, dan pegangan kuasa hukum sendiri. Total biaya fotokopi disebut mencapai Rp 17,5 juta.

Dalam persidangan, kuasa hukum Jessica hanya membacakan resume poin-poin penting isi pleidoi setebal 254 halaman. Pembacaan pleidoi memakan waktu dua kali persidangan, yakni Rabu (12/10/2016) dan Kamis (13/10/2016).

Dalam pleidoinya, kuasa hukum menyebut motif sakit hati Jessica karena dinasihati soal asmara, sebagaimana dituduhkan jaksa, tidak masuk akal. Sebabnya, Jessica tidak banyak bercerita tentang asmara dan tidak pernah mengatakan nama Patrick O’Connor sebagai orang yang dekat dengannya pada 2014 lalu kepada Mirna.

Halaman:


Terkini Lainnya

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com