Tak hanya Atma, Abdullah (50) pun mengeluhkan tentang molornya jadwal keberangkatan kereta. Ia menilai keterlambatan itu sangat merugikan bagi penumpang.
"Kalau lagi keretanya telat keselnya minta ampun, Mas. Orang kantor kan enggak peduli masalah kereta telat, mereka taunya jam 9 pagi kita harus udah sampe kantor he-he-he," kata Abdullah.
Selain keterlambatan kereta, Abdullah juga menyoroti masalah minimnya bangku di Stasiun Bogor. Menurut dia, dengan minimnya bangku memaksa penumpang yang tak kebagian bangku untuk duduk di lantai stasiun.
"Kan enggak enak dilihat Mas, masa penumpang harus duduk emperan di lantai. Kalau bisa sih ke depannya ditambahin lagilah bangkunya," ujarnya.
Penumpang lainnya bernama Dina (25), juga merasa pihak pengelola dalam hal ini PT KCJ harus menambah loket. Sebab, menurut dia, saat jam sibuk kerap terjadi antrean panjang di loket.
Saat ini, baru sekitar delapan loket yang dibuka untuk melayani penumpang. Sehingga, ia berharap ke depannya akan ada penambahan loket lagi.
Tak hanya itu, Dina juga mengeluhkan mengenai minimnya atap di stasiun tersebut. Sebab, saat ini hanya dua jalur kereta yang terdapat atap untuk penumpang berteduh.
"Ini Mas atapnya saya rasa masih kurang, kalau lagi panas ataupun hujan kan penumpang jadi susah neduh," kata Dina.
Meski begitu, Dina merasa Stasiun Bogor sudah banyak peningkatan sekarang. Ia sudah cukup nyaman dengan segala pembenahan yang dilakukan.
"Alhamdulillah-lah sekarang sudah enak, enggak ada lagi tuh bapak-bapak yang ngerokok di dalem stasiun. Ini sangat membuat saya yang alergi asap rokok nyaman," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.