Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klarifikasi Polda Metro Terkait Tudingan soal Kapolda Provokasi Pendemo

Kompas.com - 08/11/2016, 13:46 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebuah video beredar lewat situs YouTube yang memperlihatkan perbincangan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochamad Iriawan dengan sejumlah orang dalam massa yang berdemonstrasi pada Jumat (4/11/2016) lalu.

Dalam video itu, Iriawan terlihat menyuruh salah satu organisasi masyarakat untuk menyerang peserta demo lainnya yang diduga membuat aksi unjuk rasa yang awalnya berjalan damai hingga akhirnya ricuh.

Menanggapi hal itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono menjelaskan, saat itu Kapolda sedang berjalan mengelilingi area demonstrasi untuk menemui massa yang masih tersisa.

Ia pun bertanya kepada sejumlah orang yang masih tersisa, mengapa tidak menangkap massa yang berbuat ricuh. Sebab, berdasarkan kesepakatan antara Kapolda, Pangdam Jaya, dan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab, demonstrasi 4 November adalah aksi damai.

"Itu Bapak Kapolda menyampaikan itu saat selesai demo. Saat itu beliau ditanya sama FPI, beliau menyampaikan bahwasanya kenapa kalian tidak tangkap? Itu bukan provokasi," ujar Awi di Mapolda Metro Jaya, Selasa (8/11/2016).

Awi menjelaskan, sebelum aksi unjuk rasa tersebut digelar, Rizieq Sihab mengatakan kepada Kapolda Metro Jaya dan Pangdam Jaya bahwa dia menjamin, aksi unjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta, akan berjalan damai.

Jika ditemukan adanya provokator yang membuat kericuhan, Laskar FPI yang akan menindaknya. Oleh karena itu, menurut Awi, Kapolda menagih janji dari para pendemo.

Awi menegaskan, itu bukan termasuk provokasi. Namun, saat video tersebut diunggah ke YouTube, Iriawan dituduh memprovokasi FPI dan HMI untuk berkelahi.

"Kapolda sebenarnya mau menagih komitmen moral dari pimpinan FPI (Rizieq Sihab) yang disambanginya, dan itu wajar-wajar saja," ucap dia.

"Imam besar FPI Habib Rizieq mengatakan, 'Saya akan bertanggung jawab Bapak Kapolda, ini demo damai. Kalau ada yang melakukan kerusuhan, jadi laskar saya yang akan menangkap.' Laskar dia akan berjajar, jadi pagar betis di depan, menghadang. Kalau ada rusuh, akan ditangkap," kata Awi menirukan perkataan Rizieq Sihab.

Video tersebut diunggah oleh pengguna akun YouTube bernama Muslim Friends pada Sabtu (5/11/2016). Saat ini, video tersebut telah dilihat lebih dari 200.000 kali.

Kompas TV 10 Terduga Provokator Aksi 4 November Diamankan Petugas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 28 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 28 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Megapolitan
3.772 Kendaraan Ditilang karena Lawan Arah di 17 Lokasi di Jakarta

3.772 Kendaraan Ditilang karena Lawan Arah di 17 Lokasi di Jakarta

Megapolitan
Polisi Sebut Pengunjung di Tebet Eco Park Tertimpa Dahan Pohon Flamboyan

Polisi Sebut Pengunjung di Tebet Eco Park Tertimpa Dahan Pohon Flamboyan

Megapolitan
Supian Suri Dilaporkan Terkait Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN, Bawaslu Teruskan ke KASN

Supian Suri Dilaporkan Terkait Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN, Bawaslu Teruskan ke KASN

Megapolitan
Supian Suri Dilaporkan ke Bawaslu Depok Terkait Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN

Supian Suri Dilaporkan ke Bawaslu Depok Terkait Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN

Megapolitan
Pengamat : Ahok Punya Kelebihan Buat Maju Pilkada DKI 2024

Pengamat : Ahok Punya Kelebihan Buat Maju Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pohon Tumbang Timpa Seorang Pengunjung Tebet Eco Park, Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

Pohon Tumbang Timpa Seorang Pengunjung Tebet Eco Park, Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

Megapolitan
Kecelakaan Tewaskan Pengendara Motor di Basura Jaktim, Polisi Masih Selidiki

Kecelakaan Tewaskan Pengendara Motor di Basura Jaktim, Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
3 ASN Pemkot Ternate Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Narkoba di Jakarta

3 ASN Pemkot Ternate Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Narkoba di Jakarta

Megapolitan
Kronologi Mobil Tabrakan dengan Pikap dan Motor di Depok, Pengemudi Hilang Kendali

Kronologi Mobil Tabrakan dengan Pikap dan Motor di Depok, Pengemudi Hilang Kendali

Megapolitan
Tembak Kaki Pembunuh Imam Mushala, Polisi: Ada Indikasi Melarikan Diri

Tembak Kaki Pembunuh Imam Mushala, Polisi: Ada Indikasi Melarikan Diri

Megapolitan
Toyota Yaris Tabrak Mobil Pikap dan Motor di Depok, 5 Orang Luka-luka

Toyota Yaris Tabrak Mobil Pikap dan Motor di Depok, 5 Orang Luka-luka

Megapolitan
Demi Kelabui Polisi, Galang Cukur Kumis dan Potong Rambut Usai Bunuh Imam Mushala di Kebon Jeruk

Demi Kelabui Polisi, Galang Cukur Kumis dan Potong Rambut Usai Bunuh Imam Mushala di Kebon Jeruk

Megapolitan
Ditusuk Sedalam 19 Cm, Imam Mushala di Kebon Jeruk Meninggal Saat Dirawat di RS

Ditusuk Sedalam 19 Cm, Imam Mushala di Kebon Jeruk Meninggal Saat Dirawat di RS

Megapolitan
Dharma Pongrekun Ikut Pilkada DKI Jalur Independen, Pengamat : Harus Dapat Simpati Warga Buat Menang

Dharma Pongrekun Ikut Pilkada DKI Jalur Independen, Pengamat : Harus Dapat Simpati Warga Buat Menang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com