Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Ahok Tolak Sumbangan Dana Kampanye Rp 30 Miliar...

Kompas.com - 09/11/2016, 09:21 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, bercerita mengenai sejumlah pihak yang ingin membantunya dalam mengumpulkan dana kampanye pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

Salah satunya relawan pendukungnya, Teman Ahok, menyelenggarakan acara fundraising atau pengumpulan dana.

Ahok menceritakan, saat acara itu, ada seorang pengunjung yang bertanya kepada Teman Ahok. Ia menyebut pengunjung itu dengan panggilan "om".

"Si Om bilang, 'Kalian butuh berapa duit sih untuk bantu Ahok buat bayar saksi semua? Mereka (Teman Ahok) bilang, Rp 25 miliar. Langsung Si Om bilang begini, 'Ini kan ada 30 orang, ya sudah Rp 1 miliar, Rp 1 miliar, Rp 1 miliar, setuju enggak? Si Om bilang, 'Ya sudah lo (Ahok) enggak usah keliling lagi, enggak usah bikin acara makan malam, segala macam," kata Ahok menirukan percakapannya dengan si penyumbang dana.

(Baca juga: Ahok dan Komitmen "Cashless")

Ahok menceritakan pengalamannya ini saat berkunjung ke Redaksi Kompas.com. Kunjungan Ahok ke redaksi ini atas undangan Kompas.com.

Sebelumnya, calon gubernur nomor 1, Agus Harimurti Yudhoyono sudah datang ke redaksi Kompas.com.

Selanjutnya, calon gubernur nomor 3, Anies Baswedan, akan diundang ke redaksi Kompas.com.

Mengetahui adanya orang yang ingin menyumbang dana kampanye dalam jumlah besar, Ahok langsung berdiri dan meminta maaf. Ahok menolak bantuan dari para penyumbang dana.

"Mohon maaf Om, bukannya saya enggak menghargai malam ini. Om harus ingat, Ahok ini bukan calon gubernur, ini Ahok Gubernur DKI lho. Kalau cuma uang Rp 20 miliar-30 miliar, dari properti juga dapat, tetapi ini yang saya tidak mau," kata Ahok seraya menggambarkan penolakannya.

(Baca juga: Ahok: Lurah-lurah di Jakarta Bakal Jadi "Estate Manager")

Ahok bercerita bahwa ia ingin menciptakan partisipasi publik seperti yang dilakukan Presiden Barrack Obama saat Pilpres AS tahun 2008.

Ahok mengatakan, semua orang bersedia menyumbang sebagai partisipasi untuk kampanye Obama. Hal inilah yang ingin Ahok lakukan pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Kalau (strategi) ini berhasil, berarti pilkada serentak 2018 berikutnya, akan banyak Ahok-Ahok lain yang jujur, enggak punya duit (bisa ikut Pilkada dan berhasil jadi kepala daerah). Ini yang mau saya ubah," kata Ahok.

Dia mengaku ingin mengubah konsep politik yang ada. Pemimpin-lah yang dibayar oleh rakyatnya, bukan pemimpin yang membayar rakyat.

Dengan demikian, kata dia, seorang pemimpin akan profesional bekerja untuk membangun sebuah daerah.

Apresiasi Teman Ahok

Halaman:


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com