JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengungkapkan strategi yang dia terapkan selama masa kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017. Hal itu dia ungkapkan saat berkunjung ke permukiman warga di Jalan Sumur Batu Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (12/11/2016).
"Itu sudah dibicarakan dari jauh-jauh hari bersama tim, bahwa ada scheduling dan model-model (kampanye). Jadi, bisa dilihat sampai Januari nanti ada beberapa model yang dipakai, seperti blusukan yang sekarang ini, kampanye tertutup, kampanye terbuka, juga pola silaturahim," kata Anies.
Menurut dia, model kampanyenya yang paling terlihat selama ini adalah blusukan.
"Untuk di kampung-kampung seperti ini memang lebih efektif blusukan. Kalau di perumahan kan enggak pas, lebih efektif kalau warga dikumpulkan, lalu saya bersosialisasi," tutur Anies.
Meski model pendekatannya berbeda-beda, Anies merasa blusukan sebagai jenis kampanye yang paling efektif. Hal itu dikarenakan warga bisa bertatap muka langsung dengannya dan berinteraksi melalui dialog atau tanya jawab berbagai isu di Ibu Kota.
"Semua sudah diatur sama tim. Biasanya kalau blusukan itu siang-siang, kalau malam itu bentuknya pertemuan, bisa makan malam bareng. Pertemuan itu kan tidak harus kampanye, tapi ada sosialisasi dan interaksi. Menurut saya, interaksi dengan warga itu yang paling penting," ujar Anies.
Momen-momen interaksi itulah yang dimanfaatkan Anies untuk mengenal warga lebih jauh, termasuk permasalahan di lingkungan mereka.
"Malam itu kan sudah enggak boleh kampanye. Tapi, boleh kan dalam pertemuan itu saya cerita pengalaman pribadi saya, hidup saya. Jadi kami gunakan waktu seoptimal mungkin. Kalau boleh kampanye 24 jam sih saya kampanye terus," ucap Anies sambil tertawa.