Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pasukan Transjakarta Cares Menolong Warga Difabel dan Lansia

Kompas.com - 16/11/2016, 22:37 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam usia belianya, Amin (18) tak menyangka akan menghabiskan hari-harinya mengantar jemput para warga difabel dan lansia. Pria lulusan sekolah teknik menengah (STM) ini hanya tahu, sejak bergabung bersama PT Transjakarta setelah lulus sekolah, ia akan ditempatkan sebagai petugas on board di salah satu transjakarta.

"Saya enggak tahu sama sekali waktu dipanggil (interview), saya kira karena saya kecelakaan," kata Amin dalam perjalanan menjemput seorang penumpang, Rabu (15/11/2016) sore.

Amin menuturkan, beberapa bulan silam, ia dan pengemudi transjakarta feeder Tebet menabrak pengendara motor. Namun tak disangka, ia justru dipanggil karena dipilih untuk mengisi pasukan Transjakarta Cares.

Sebulan sebelum diluncurkan pada 20 Oktober 2016, Amin dan 26 rekannya mengikuti berbagai pelatihan dari cara mengangkut kursi roda, berinteraksi dengan warga tunanetra dan tunarungu, serta ilmu mengenai pertolongan pertama.

"Saya diajarin kalau memegang (warga) tunanetra itu nggak dari telapak dalam, tetapi dari luarnya disentuh. Itu kalau enggak salah cara menghormati begitu," kata Amin mengingat ilmu-ilmu yang diajarkan pelatihnya.

Selain para warga difabel, selama hampir sebulan terakhir, Amin juga belajar bahwa tak mudah merawat warga lansia. Kondisi mereka yang renta membuat dia dan kawan-kawannya harus ekstra hati-hati.

"Serba salah juga sama orang tua, posisi begini salah, begitu nggak nyaman, takut kenapa-kenapa," ujar Amin.

Selain Amin, ada James (27), pemuda asal Poso yang mulai belajar cara merawat para warga difabel dan lansia. Menurut James, bekerja di Transjakarta Cares lebih menyenangkan dibanding bekerja sebagai on board di dalam transjakarta.

Di Transjakarta Cares, ia mendapat libur dua hari sepekan. Jam kerjanya juga umum, dari pukul 09.00 hingga 17.00 WIB. James mengatakan, dulunya dia harus berangkat kerja dini hari, tetapi berangkat kerja layaknya orang kebanyakan.

"Lebih enaklah pokoknya teman-teman di Transjakarta Cares seperti keluarga. Cuma saya enggak bilang ke teman-teman yang lain, takutnya ada iri atau gimana," ujar James.

Penanggung jawab Transjakarta Cares, Hartono, menceritakan betapa repotnya menyiapkan layanan ini karena terbilang baru dan belum pernah ia jajaki sebelumnya.

Oleh Direktur Utama Transjakarta, Budi Kaliwono, ia hanya diberi waktu sebulan sebelum beroperasi untuk menyeleksi personel, menyiapkan kendaraan, hingga seragam. Hartono membanggakan kerja pasukan Transjakarta Cares yang dibinanya.

Ia menyebut, tak ada unit di Transjakarta yang sesolid Transjakarta Cares. Selepas kerja pun, keluarga kecil Transjakarta Cares masih menyempatkan diri berkumpul untuk mengatur agenda esok hari sembari bertukar cerita atau bercanda.

"Saya nangis waktu peresmian di Balai Kota sama Pak Ahok. Kerja keras juga sebulan itu, waktu mereka habis geladi resik rapi gitu, saya terharu banget," kata Hartono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com