JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus Partai Gerindra, Desmond J Mahesa, melontarkan kekesalannya kepada Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi.
Hal itu terjadi saat Burhanuddin mengumumkan hasil survei terbaru yang dilakukan Indikator mengenai elektabilitas calon gubernur dan calon wakil gubernur Pemilihan Kepala Daerah DKI 2017 di Kantor Indikator di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (24/11/2016).
Desmond hadir sebagai undangan yang mewakili pasangan calon nomor tiga, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
Pada kesempatan itu, Desmond mempertanyakan hasil survei indikator yang dinilainya berbeda dari survei yang dikeluarkan Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA.
"Ini ada sesuatu yang menurut saya sulit dipercaya. Survei ini adalah acuan kalau bisa dipercaya," kata Desmond.
Hasil terbaru survei Indikator menempatkan Anies-Sandi di posisi buncit. Elektabilitas keduanya berada pada 24,5 persen.
(Baca juga: Survei Indikator: Elektabilitas Agus-Sylvi Ada di Posisi Pertama)
Berdasarkan hasil survei itu, mereka kalah dari pasangan nomor satu, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni, yang berada di urutan pertama dengan elektabilitas 30,4 persen.
Disusul pasangan nomor dua, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat yang berada di urutan kedua dengan eletabilitas 26,2.
Sementara itu, berdasarkan hasil survei LSI Denny JA, Anies-Sandi yang ada di urutan pertama dengan elektabilitas 31,90 persen; disusul Agus-Sylvi di posisi kedua dengan elektabilitas 30,90 persen; dan Ahok-Djarot di posisi buncit dengan 10,6 persen.
"Jadi siapa yang abal-abal, Denny JA atau Indikator?" ujar Desmond.
Menanggapi Desmond, Burhan kemudian menyatakan bahwa ia tidak mau mengomentari hasil survei yang dilakukan lembaga lain.
Karena ia mengaku tidak tahu metodologi maupun waktu yang digunakan oleh lembaga lain itu.
Namun, sepengetahuan Burhan, survei LSI Denny JA dilakukan sebelum Ahok ditetapkan sebagai tersangka.
Namun, dalam survei itu, responden sudah ditanya pendapatnya apabila Ahok jadi tersangka.
"Ada pertanyaan jika Ahok jadi tersangka, elektabilitasnya seperti apa," kata Burhan.
(Baca juga: Elektabilitasnya Paling Rendah Berdasarkan Survei, Anies Tak Akan Ubah Strategi )
Kepada Desmond, Burhan menyatakan siap dan tak keberatan apabila hasil surveinya diaudit.
Sebab, ia menyebut hal itu keharusan bagi setiap lembaga survei yang tergabung di Asosiasi Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia.
"Denny JA bukan bagian dari Asosiasi Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia di mana kami bergabung. Dan dia juga tidak bisa diaudit metodologinya," kata Burhan.