JAKARTA, KOMPAS.com - Keputusan Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono memberikan dana hibah untuk Bamus Betawi berseberangan dengan sikap Gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Basuki sempat menghentikan pemberian dana hibah untuk Bamus Betawi lantaran kesal organisasi itu telah berpolitik.
Ahok menilai, Bamus Betawi melontarkan kebencian terhadapnya pada perayaan Lebaran Betawi. Saat itu, organisasi kemasyarakatan lokal di Jakarta itu juga hanya akan mendukung gubernur betawi.
(Baca: Sumarsono Kembali Anggarkan Hibah Bamus Betawi, Ini Kata Ahok)
Hal-hal itulah yang membuat Basuki atau Ahok gusar sehingga memutuskan untuk menghentikan dana hibah.
Menurut dia, tidak pantas sebuah organisasi yang bersikap politis tetap menerima dana APBD.
Sementara di bawah kepemimpinan Sumarsono, dana hibah dikucurkan lagi. Rinciannya, Rp 2,5 miliar dari APBD Perubahan DKI 2016 dan Rp 5 miliar dari APBD DKI 2017.
Apa yang membuat Sumarsono membuat keputusan itu?
"Membangun sebuah kota tidak lepas dari budaya setempat. Semua kultur pelestarian budaya enggak mungkin bisa berjalan sendiri tampa pemerintah. Karena itulah insentif dari pemerintahan daerah itu penting krn tugas pemerintah adalah mengembangkan dan melestarikan budaya," ujar Sumarsono di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (25/11/2016) malam.
(Baca: Bamus Betawi, Politik Praktis, dan Polemik Dana Hibah...)
Sumarsono punya tekad yang kuat untuk melestarikan budaya Betawi di Jakarta. Dana hibah merupakan satu dari sejumlah kebijakan yang dia buat untuk melestarikan kebudayan Betawi.
Sumarsono diketahui sudah menerbitkan pergub untuk operasional perda tentang pelestarian kebudayaan Betawi.
Selain itu, Sumarsono sedang menggodok ikon Betawi yang akan dipasang di seluruh gedung Jakarta nantinya. Dia ingin nuansa Betawi kental di Jakarta.
"Jadi enggak usah dipersoalkan kalau dulu disetop, sekarang hidup kembali. Sekarang lagi dibutuhkan," ujar Sumarsono.
Beri kepercayaan
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.