Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembebasan Lahan dan Anggaran Jadi Kendala Proyek Normalisasi Kali Angke

Kompas.com - 28/11/2016, 20:56 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Suku Dinas Tata Air Jakarta Barat Imron mengatakan, normaliasi Kali Angke di Kembangan Utara, Jakarta Barat, diperkirakan dimulai 2017 mendatang.

Menurut Imron, rencana tersebut mempertimbangkan sejumlah hal yang tengah dihadapi, salah satunya mengenai pembebasan lahan.

(Baca juga: Normalisasi Kali Angke Dijadwalkan Tahun Depan)

Imron mengklaim kendala pembebasan lahan ini tidak ada hubungannya dengan tawar menawar harga lahan. Ini karena pemerintah menggunakan harga appraisal.

Adapun pemerintah tengah memeriksa sertifikat lahan warga agar tidak terjadi kekeliruan ketika proses pembayaran berlangsung.

"Untuk masalah tanahnya perlu penelitian kepemilikan dari wilayah, apakah sudah sesuai surat-suratnya. Kalau harga kami pakai appraisal, kalau tidak, kami tidak mau beli tanahnya," ujar Imron saat dihubungi Kompas.com, Senin (28/11/2016).

Kendala lainnya terkait normalisasi Kali Angke yaitu soal anggaran. Imron menyebut, sebagian anggaran saat ini dibagi ke sejumlah kali yang menjadi prioritas untuk dinormalisasi.

Rencananya, ada 8.000 meter lahan yang hendak dibebaskan untuk normalisasi Kali Angke ini.

"Anggaran terbatas, tetapi meski kami diberikan anggaran besar tetapi waktu, karena penelitian pembebasan tanah memerlukan waktu. Jangan sampai kami bebaskan salah, jadi masalah," ujar Imron.

(Baca juga: Sebanyak 68 Lahan di Pejaten Timur Dibebaskan untuk Normalisasi Ciliwung)

Kepala Dinas Tata Air DKI Teguh Hendarwan sebelumnya mengatakan, anggaran pembebasan lahan di Kali Angke dialokasikan sebesar Rp 30 miliar.

Ruas kali sepanjang sekitar 1,5 kilometer itu akan diperlebar dan dikembalikan seperti semula hingga 20 meter.

Kali dikeruk dengan kedalaman minimal 8 meter, sedangkan jalan inspeksi akan dibangun dengan lebar masing-masing 7,5 meter.

Kompas TV Normalisasi Kali Krukut Solusi Banjir Kemang? (Bag 2)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Megapolitan
Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Megapolitan
Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Megapolitan
Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Megapolitan
Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com