Mata sempat dimanjakan dengan satu area yang masih hijau. Pohon-pohon besar tumbuh di kanan-kiri kali dan tajuk pohon membuat kanopi di atas kali sehingga suasana sejuk dan teduh. Beberapa biawak terlihat tengah bersantai di bebatuan di bawah pohon besar itu.
Namun, perilaku warga yang tidak sayang kali mulai terlihat. Di beberapa titik terlihat tebing longsor. Tanah dipenuhi sampah yang terbawa luapan air.
Kandang kambing, sapi, juga ayam berdiri persis di tepi kali. Kotoran hewan peliharaan itu pun langsung terbuang ke kali saat kandang dibersihkan.
Semakin dekat ke Cengkareng Drain, sebagian warga masih membuang sampah di tepian sungai. Sejumlah kakus juga berdiri di tepi sungai.
Industri rumah tangga tahu tempe juga masih membuang limbah cair ke kali.
Kepala BBWSCC Teuku Iskandar menyebutkan, sesuai rencana, normalisasi Kali Angke berakhir di Cengkareng Drain.
Secara keseluruhan, Angke memiliki potensi pariwisata dan transportasi air. Sayangnya, potensi itu belum digali.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 30 November 2016, di halaman 28 dengan judul "Menjala Asa yang Tersisa di Angke".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.