Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkat Elektabilitas Membaik di Survei LSI, Ahok Sebut Warga Pemaaf

Kompas.com - 16/12/2016, 14:54 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, mengatakan tingkat elektabilitasnya yang membaik berdasarkan survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) menujukkan bahwa warga Jakarta pemaaf.

Berdasarakan survei LSI yang dirilis Kamis (15/12/2016) kemarin, pasangan Ahok dan Djarot disebut semakin baik elektabilitasnya sejak Ahok menunjukan perubahan kepribadian dan memohon maaf terkait pernyataannya yang mengutip ayat Al-Quran.

"Saya kira memang warga DKI secara umum, bangsa kita bangsa pemaaf. Kecuali orang tertentu yang tidak bisa memaafkan," kata Ahok di Rumah Lembang, Menteng, Jumat (16/12/2016).

Bagi Ahok, pasangan cagub dan cawagub petahana memang seharusnya berbeda dengan pasangan lain. Sebab mereka sudah memberikan hasil nyata ketika pasangan lain masih berencana.

Menurut Ahok, yang paling penting bagi petahana adalah tingkat kepuasan warga terhadap kinerja mereka.

"Seharusnya kalau masyarakat puas, harusnya tingkat elektabilitas akan mengikuti," kata Ahok.

Berdasarkan hasil survei LSI itu, 75 persen responden menyatakan puas dengan kinerja Ahok. Rinciannya, 16 persen sangat puas dengan kinerja Ahok dan 59 persen lainnya menyatakan cukup puas.

(Baca: Survei LSI: 75 Persen Warga Puas dengan Kinerja Ahok)

Tingkat elektabilitas Ahok secara pribadi (tanpa cawagub) berada di urutan nomor satu dalam survei LSI. Elektabilitas Ahok mencapai 32,9 persen.

Sementara elektabilitas saingannya, yaitu Agus sebesar 25,1 persen, dan Anies sebesar 23,2 persen.

Faktor yang menyebabkan elektabilitas Ahok tinggi adalah kinerja, informasi tentang kinerja, dan sikap Ahok yang sudah meminta maaf. Untuk tingkat elektabilitas pasangan cagub dan cawagub, elektabilitas Ahok dan Djarot berada di urutan pertama yaitu 31,8 persen.

Pasangan Agus dan Sylviana memperoleh 26,5 persen sementara pasangan Anies dan Sandiaga memperoleh 23,9 persen. Adapun responden yang belum memutuskan sebesar 17,8 persen.

Kompas TV Ahok Berdialog dengan Aktivis Perempuan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com